Mendag Pimpin Pelepasan Ekspor Rp35 Triliun, PT RAPP-APR Ekspor Tiga Produk Unggulan

EKSPOR-APR.jpg
(istimewa)

RIUONLINE, PANGKALAN KERINCI – Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi, memimpin pelepasan ekspor senilai Rp35,03 triliun atau setara US$2,44 miliar. Pengiriman menjelang akhir tahun ini menandakan bukti perekonomian nasional mulai pulih. Lutfi menjelaskan kinerja ekspor Indonesia sepanjang 2021 memperlihatkan kinerja yang positif. Sampai November 2021, total nilai ekspor telah menembus US$209,16 miliar dan menjadi yang tertinggi dalam sejarah. Nilai ini juga melampaui rekor ekspor sepanjang 2011 yang kala itu mencapai US$203 miliar.  

 

“Kalau ini konsisten di bulan Desember, Indonesia akan bisa menembus angka US$230 miliar, saya yakin surplus kita mencapai US$37 miliar, ini merupakan suatu rekor dan menandakan adanya evolusi yang luar biasa dari Indonesia,” ujar Mendag saat menyampaikan sambutan secara hybrid, Kamis (23/12/2021) di Karawang, Jawa Barat.  

 

Kegiatan “Pelepasan Ekspor ke Pasar Global akhir tahun 2021” diikuti 278 pelaku usaha, skala besar maupun kecil dan menengah (UKM) yang tersebar di 26 provinsi, 62 kabupaten/kota di Indonesia. Lutfi menceritakan, kisah sukses Indonesia berevolusi dari negara penjual barang mentah setengah jadi menjadi barang industri berteknologi tinggi dipicu oleh tiga hal yang dilakukan secara disiplin. 

 

“Inilah ramuan acian surplus non migas kita menjadi sangat sehat, pertama adanya pasar yang potensial, komoditas tambang dan terjadinya peralihan, ini tonggak baru sejarah Indonesia menjadi negara industri yang bernilai tambah tinggi, maju, kuat dan dikagumi oleh mancanegara,” ungkapnya. 

 

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi mengatakan kegiatan pelepasan ekspor secara serentak ini merupakan wujud apresiasi terhadap kinerja para eksportir dan pemerintah daerah yang turut menyokong upaya peningkatan ekspor dan pemulihan ekonomi nasional, sekaligus untuk memotivasi kalangan dunia usaha untuk terus mempertahankan dan memperluas pasar ekspornya. 



 

Didi menyebut sebanyak 54 perusahaan yang berpartisipasi atau sekitar 19 persen merupakan usaha berskala kecil dan menengah (UKM) dengan nilai ekspor US$5,56 juta atau sekitar Rp79,7 miliar. Produk-produk yang dikirim UKM di antaranya adalah produk perikanan dan kelautan, furnitur, kerajinan tangan, produk dekorasi rumah, makanan olahan, rempah-rempah, serta tekstil dan produk tekstil. Sekitar 81 persen atau 224 perusahaan berkategori non-UKM dengan total ekspor mencapai US$2,43 miliar atau setara Rp34,9 triliun.  

 

Khusus Provinsi Riau, kegiatan pelepasan ekspor dilakukan di dua titik, yakni di Pekanbaru dan di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan tepatnya di kawasan industri PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) dan PT Asia Pacific Rayon (APR) di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau. Kedua perusahaan ini ikut berpartisipasi mengekspor produk pulp, kertas dan rayon.  Kegiatan ini dihadiri oleh Sekretaris Badan Pengawas Perdagangan Berjangka dan Komoditi Tuti Prahastuti, Ketua APINDO Riau Wijatmoko Rah Trisno, Direktur PT RAPP Mulia Nauli dan jajaran manajemen PT RAPP dan PT APR. 

 

Gubernur Riau, Syamsuar mengatakan pihaknya berkomitmen untuk menjaga situasi agar tetap aman dan kondusif sehingga pertumbuhan ekonomi semakin membaik dan kinerja ekspor juga terus meningkat. 

 

“Indikator ekonomi kita bagus karena ekspor kita jalan, harga sawit bagus bahkan ekspor non migas tahun 2021 termasuk yang paling tinggi angka dan jumlah sehingga ini semua mempengaruhi perekonomian di Riau,” ujar Gubri saat berdialog dengan Mendag secara daring. 

 

Mill Operation Support Director RAPP, Mhd Ali Shabri mengatakan perusahaan berkomitmen mendukung upaya pemulihan ekonomi nasional oleh pemerintah salah satunya dengan memproduksi komoditas terbaik yakni pulp, kertas dan rayon. Ketiga produk tersebut telah diekspor ke sejumlah negara di dunia.  

 

“Walaupun masih di situasi pandemi, kami terus berusaha menunjukkan kinerja positif, saat ini produksi kertas PaperOne telah dijual ke lebih dari 75 negara, produk viscose-rayon telah diekspor ke 20 negara. Hal ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, baik pemerintah kabupaten, provinsi dan Kementerian Perdagangan,” kata Ali.  

 

Terkait persaingan di pasar global, RAPP yang merupakan bagian dari grup APRIL bersama APR sangat memahami persyaratan utama produk yang harus memenuhi mutu dan sesuai standar internasional. Oleh karena itu, Ali menambahkan perusahaan terus mendukung situasi perdagangan yang baik agar produk lokal dari Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau bisa terus diekspor ke luar negeri. Untuk memenuhi permintaan pasar global, APR tengah mempersiapkan pembangunan tahap dua dengan menggandakan kapasitas produksinya menjadi 600.000 ton per tahun serta penambahan kapasitas produksi bubur kertas oleh RAPP. 

 

“Selain viscose-rayon, kami juga melakukan investasi untuk pengembangan produk paper board atau kertas untuk kemasan yang pembangunannya saat ini sedang berjalan. Kami berharap upaya ini bisa memberikan tambahan kontribusi untuk perdagangan ekspor ke luar negeri secara signifikan dan terima kasih atas dukungan berbagai pihak menjadi support system bernilai positif untuk kami,” pungkas Ali.