Perempuan Bergerak: Korban Terima Saja Tantangan Sumpah Mubahalah

Defri-Harto6.jpg
(DEFRI CANDRA /Riau Online)

RIAUONLINE, PEKANBARU-Dugaan kasus pelecehan seksual oleh oknum dosen di Universitas Riau (Unri) mendapat kecaman dari berbagai pihak. Mulai dari mahasiswa, tokoh masyarakat, LBH hingga berbagai organisasi terkait.

Satu pegiat Aksi Kamisan Pekanbaru, Cici Rifmayanti mengecam terjadinya kasus pelecehan seksual terhadap satu mahasiswi Unri. Menurutnya, kampus mestinya menghormati harkat dan martabat wanita dalam segala situasi.

"Saya sangat respek kepada korban yang telah berani bersuara. Perlu dilakukan pengawalan serta pendampingan kepada korban. Apalagi korban sudah berani speak up. Perlindungan seperti, kerahasiaan identitas korban dan perlindungan dari adanya ancaman atau intimidasi," jelasnya saat dihubungi riauonline.co.id.

Diberitakan sebelumnya, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unri, SH membantah tuduhan pelecehan seksual terhadap seorang mahasiswi. Dengan bantahan tersebut, SH bahkan mau bersumpah mubahalah seperti yang pernah dilakukan Habib Rizieq Syihab dan Buni Yani.

Melalui sumpah mubahalah ini, manusia berikhtiar dalam sumpah di level tertinggi agar Allah segera menunjukkan kebenaran, dan menghukum orang yang tidak mau berkata benar.

Cici menyebut, ada baiknya korban menerima tantangan muhabalah yang dipimpin oleh ustadz atau kiyai. Mereka bisa menjelaskan kepada kedua belah pihak apa itu yang dimaksud dengan sumpah muhabalah.

"Karena kasus pelecehan seksual akan sulit untuk mengumpulkan bukti apalagi dari pihak korban. Tapi saya berharap pihak kepolisian mengerahkan semua sumber daya dan bekerja secara profesional," imbuh wanita yang tergabung dalam Komunitas Perempuan Bergerak dan Resister Indonesia.

Tak hanya menampik tuduhan atas dirinya, SH juga berencana menuntut balik mahasiswi dan akun instagram @komahi_ur.
Menurutnya, video viral tersebut bagaikan menerima tamparan keras dan mencoreng nama baiknya.



 

 

"Karena saya tidak berbuat, saya tidak pernah diklarifikasi dan saya sudah memberikan kesempatan pada kajur dan sekjur untuk mengklarifikasi bersama yang bersangkutan dengan keluarga, nama saya tercemar. Secara hukum saya akan tuntut balik,” terang Syafri Harto, Jumat, 5 November 2021.

Dia pun merasa dirugikan atas viralnya video pengakuan mahasiswi jurusan Hubungan Internasional tersebut di media sosial.
“Demi allah, demi rasulullah saya berani bersumpah muhabalah saya tidak melakukan itu,” tuturnya.

Sebagai pemuda yang fokus isu perempuan dan HAM, Cici berharap pihak kepolisian bisa bekerja profesional. Mereka bisa memeroses laporan yang dari awal sudah diajukan oleh korban pelecehan seksual.

"Apapun nanti hasil dari proses hukum ini bisa menjadi trigger bagi para korban yang mungkin belum berani speak up. Oleh sebab itulah pentingnya kasus ini kita kawal bersama," paparnya.

Sementara itu, mahasiswi yang diduga korban pelecehan seksual dilakukan oleh dosen didampingi keluarganya telah mendatangi Mapolresta Pekanbaru, Jumat 5 November 2021 sekitar pukul 14.30 WIB.