Penulis dr Prima Hafizh Yanuarizki
RIAUONLINE, PEKANBARU-Begitu banyak jenis penyakit infeksi menular seksual yang ada salah satunya Sifilis atau yang biasa kita sebut dengan Raja Singa.
Raja singa merupakan penyakit yang memiliki berbagai macam gejala sehingga kita sering tak menyadari jika itu merupakan Raja Singa.
Sifilis disebabkan oleh bakteri yang bernama Treponema palidum dengan panjang kisaran 11 μm dengan diameter antara 0,09 – 0,18 μm yang hanya bisa dilihat menggunakan mikroskop.
Tidak hanya melalui hubungan seksual Sifilis juga dapat ditularkan dengan cara masuknya Treponema palidum melalui kulit yang memiliki luka kecil kasat mata, selaput lendir yang utuh kemudian menuju kelenjar limfe kemudian masuk ke pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh.
Selain itu dapat ditularkan secara vertikal dari ibu ke anak.
Penyakit infeksi menular ini dibagi menjadi beberapa stadium. Stadium satu bisa didapatkan luka di kemaluan yang sifatnya bersih dan tidak nyeri karena itu sering tidak disadari oleh pasien.
Lalu setelah 4-10 minggu jika tidak terobati akan muncul stadium dua dengan gejala lesi di kulit yang bermacam-macam.
Gejala ini seperti bercak-bercak kemerahan di telapak tangan dan telapak kaki yang tidak disertai gatal sama sekali. Terdapat papula atau benjolan kecil-kecil bergerombol dengan permukaan rata tanpa ada rasa nyeri juga. Kemudian menuju fase laten di mana tidak ada gejala sama sekali namun hasil lab positif.
Fase terakhir di stadium tiga di mana terdapat ulkus luka yang dalam dengan tepi luka yang meninggi dengan dasar tertutup nanah terletak di organ tubuh tidak di kulit lagi seperti paru, tulang, saluran pencernaan, otot dan testis.
Sehingga pada jantung dapat menyebabkan peradangan pada lapisan tengah jantung, gangguan katup jantung dan muncul kondisi ketika dinding pembuluh darah menggembung dan membesar.
Apa saja yang sebaiknya dilakukan jika menemui tanda dan gejala seperti tersebut? Segera lakukan pemeriksaan ke dokter agar ditindak lanjuti dan diterapi secara spesifik.
Tidak selesai di situ saja setelah tiga bulan pengobatan harus melaksanakan evaluasi pertama kontrol kembali ke dokter. Evaluasi ke dua dilaksanakan sesudah enam bulan, jika ada indikasi maka dilakukan evaluasi bulan ke duabelas.
Skrining Sifilis sangat dianjurkan untuk pasangan yang akan melangsungkan pernikahan untuk mencegah terjadinya penularan antara calon suami istri atau dari ibu ke kandungan.
Saat hamilpun harus dianjurkan skring Sifilis pada kunjungan kontrol kehamilan pertama lalu diulang di trimester ketiga dan saat persalinan berfungsi untuk mengurangi angka kematian bayi dan kecacatan bayi.
Tidak kalah penting selain melaksankan skrining adalah tidak melakukan hubungan seks secara bebas, setia kepada pasangan dan gunakan pengaman saat berhubungan seksual sebagai bentuk pencegahan agar tidak terjadi penularan.