RIAUONLINE - Kebutuhan utama pedagang kelontong adalah sarana pengangkutan untuk berbelanja barang jualan. Pasangan suami istri Asriyadi Syamsuddin dan Ratna dari Kota Makassar pun berhasrat ingin memiliki kendaraan roda empat.
"Kami memang berniat membeli mobil sebenarnya, karena belanja susah kalau pakai motor, jadi saya niatkan. Akhirnya Tuhan mengabulkan hari ini. Tiga tahun dikumpulkan, jumlahnya ada Rp 160 jutaan lebih," kata Asriyadi Syamsuddin.
Dikutip kanal otomotif Suara.com, jaringan SuaraKalbar.id, dari kantor berita Antara, pasangan suami istri Asriyadi Syamsuddin dan Ratna menyerahkan galon dan kardus berisi uang receh untuk pembelian Toyota Rush di Kota Makassar.
Mulanya, pasangan ini melihat banyak uang receh bertumpuk di rumah mereka, berasal dari kembalian belanja di grosir maupun sebagian pembayaran para pembelinya. Karena capek menghitung jumlahnya, dikumpulkan begitu saja, masuk ke galon kosong.
Namun di sisi lain, keinginan pasangan yang bermukim di Pajenekkang, Kecamatan Bontoala untuk membeli mobil ini terus tumbuh. Sehingga pengumpulan uang receh terus ditangani.
Asriyadi Syamsuddin tidak menyangka uang receh yang dikumpulkan tiga tahun sudah ada beberapa galon. Uang receh terkumpul bervariasi dari Rp 500, dan Rp 1.000, lantas pecahan uang kertas Rp 2.000 ditempatkan dalam kardus. Setelah dihitung jumlahnya sudah mencapai ratusan juta.
"Uang ini saya tabung selama tiga tahun, saya juga tidak sangka bisa sebanyak itu," papar Asriyadi Syamsuddin saat transaksi di diler Toyota HOS Cokroaminoto, Makassar, Selasa (28/9/2021).
Sebelum membeli mobil, di showroom mobil ia menanyakan apakah bisa membeli mobil pakai uang receh. Pegawai showroom mobil mengatakan bisa asalkan uangnya layak. Ia pun memberikan tanda jadi Rp 10 juta, lalu keesokan harinya membawa uang receh yang disimpan dalam sembilan galon.
Kepala Cabang Toyota Cokroaminoto Ariefyanto Arsjad menyatakan bahwa pembelian mobil menggunakan uang receh baru kali pertama terjadi di tempatnya. Ia menerima uang itu karena merupakan alat pembayaran yang sah, meskipun untuk penghitungan perlu dilakukan beramai-ramai.
"Kami melayani semua konsumen di mana saja, baik seperti ini kami layani, karena wujud tagline kami, pelayanan semua mudah," jelas Ariefyanto Arsjad.
Dari sembilan galon, dihitung uang koin pecahan Rp 500 dan Rp 1.000. Untuk uang kertas pecahan Rp 2.000 ada di dalam beberapa kardus. Uang koin setelah dihitung sebanyak Rp 55 juta dan uang Rp 2.000 sebanyak Rp 107 juta, sehingga total mencapai Rp 162 jutaan.
"Mereka hendak membeli Toyota Rush seharga Rp 271 juta. Pak Asriadi sudah booking tanda jadi Rp 10 juta saat datang pertama. Sisanya (pelunasan) akan ditambah lagi saat penyerahan mobilnya, mereka akan bayar," pungkas Ariefyanto Arsjad.
Artikel ini sudah tayang di SUARA.com