Dulunya Surga Kuliner, Jalan Sukajadi Kini Jadi "Kuburan" karena Proyek IPAL

proyek-IPAL2.jpg
(istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Pengerjaan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) masih terus menimbulkan polemik.  Masyarakat kian merasa resah ditambah lagi saat ini sedang musim hujan.

 

Beberapa waktu lalu, RIAUONLINE.CO.ID menulis berita yang berjudul 'Resahkan Masyarakat, Dewan Panggil Kontraktor Proyek IPAL'.

 

Berita tersebut di share dilaman fan page riauonline.co.id dan mendapatkan 254 komentar. Salah satu warganet, Omar Nelson Salim mengatakan, banyak bekas-bekas pekerjaan yang tidak diperbaiki kembali. 

 

"Jalan menjadi rusak dan membuat kemacetan tanpa ada pihak kontraktor yang ikut membantu buka tutup jalan yang sedang dibongkar," katanya.

 

Omar berujar, salah satu dampak dari IPAL ini adalah, ekonomi masyarakat setempat jadi hancur dan ini sudah masuk tahun kedua. 

 



 

 

"Dulu Sukajadi orang nyari makanan kuliner itu mudah, sekarang pada ga jualan karna tutup. Jalanan berdebu dan berlubang-lubang sehingga tidak bisa jualan. Belum lagi debu mengganggu pernafasan. Debunya halus sekali. Kasian untuk anak-anak balita udah hampir dua tahun," ujarnya.

 

Lebih lanjut, Omar juga mengatakan, berlakunya PPKM karena pandemi Covid-19 ini sekitar sebulanan lebih, tapi masyarakat disekitar proyek IPAL, sudah hampir dua tahunan ini ekonominya hancur.

 

"Orang pada tutup usahanya. Kendaraan motor mobil menghindar untuk tidak lewat Sukajadi karena jalanan hancur," tulis Omar.

 

 

Tidak hanya masalah perekonomian, IPAL juga sebabkan kecelakaan lalu lintas. Jalanan rusak berat.

 

"Terasa disini tidak ada yang tolong. Semua sudah sendiri-sendiri. Sudah zolim sekali. Semoga Allah memberikan balasan kepada orang yang punya kaitan dengan proyek ini," pungkasnya.