RIAU ONLINE, PEKANBARU-Koordinator Publish What You Pay (PWYP) Indonesia Aryanto Nugroho mengingatkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Pemerintah bersama Pemerintah Daerah, PT PHR maupun Caltex Pacific Indonesia (CPI) terkait dengan Blok Rokan.
Ia mengingatkan agar semua pihak tidak terlena dengan euforia nasionalisasi dan kendur dalam pengelolaan Blok Rokan.
"Jangan sampai bangsa ini terbawa euforia sesaat dan terlena dengan hingar binger seremoni alih kelola WK Rokan dan melupakan hal-hal mendasar yang harus segera dilakukan," tegas Aryanto, Rabu, 11 Agustus 2021.
Aryanto menjelaskan bahwa tantangan terbesar Pertamina adalah mempertahankan atau bahkan meningkatkan produksi minyak dan gas bumi di WK Rokan.
"Dengan target produksi minimal 200 ribu barel minyak per hari, Pertamina harus dapat mencari
teknologi yang sesuai, sumberdaya manusia (SDM) yang memadai ataupun menggandeng mitra yang sudah berpengalaman," tambahnya lagi.
Termasuk juga terkait solusi pembiayaan untuk pengelolaan Blok Rokan, mengingat usia blok Rokan yang sudah lebih dari 90 tahun, sehingga butuh teknologi unconventional yang tentunya akan
membutuhkan investasi yang tidak sedikit.
Setelah dikelola nyaris satu abad oleh CPI, Aryanto yakin proses pembelajaran sudah diambil oleh Pertamina. Terlebih lagi secara umum eks pekerja CPI juga menjadi pekerja PHR.
“Tentu saja kita harus menjaga optimisme dan berharap pengalaman Pertamina meningkatkan produksi di Blok Rokan bisa dilakukan kembali.” jelas Aryanto.