Angka Stunting di Riau 23,7 Persen, Syamsuar Beri Ini kepada Pengantin Baru

syamsuar109.jpg
(Wayan Sepiyana/RiauOnline)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Gubernur Riau Syamsuar terus melakukan berbagai upaya untuk menurunkan angka stunting yang saat ini sekitar 23,7 persen. Ia juga akan memberikan asupan vitamin dan makanan tambahan untuk masyarakat yang akan menikah.

 

Lalu apa sih stunting itu, kenapa pemerintah berusaha keras dalam menurunkan angkanya hingga tahun 2024 ditargetkan hanya 14 persen saja ?

 

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama. Inilah yang mengakibatkan adanya gangguan pertumbuhan pada anak. Misalnya tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Pemerintah Provinsi Riau melalui gerakan TP PKK Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan/Kelurahan, dan Desa terus berupaya agar angka stunting di Provinsi Riau menurun.

 

"Hari ini melakukan lounching secara bersama dengan PKK yang ada di Provinsi termasuk PKK Kabupaten/Kota, PKK Kecamatan, Kelurahan, Desa yang mengikut secara virtual," kata Syamsuar, kepada RiauOnline, Rabu, 23 Juni 2021, usai acara Pencanangan Gerakan TP PKK dalam Menurunkan Angka Stunting, di Gedung Daerah Balai Serindit Pekanbaru.

 

Dia melanjutkan gerakan ini adalah bagian untuk menurunkan angka stunting yang ada di Provinsi Riau. "Karena di Riau angkanya ada 23,7 persen stunting. Target inilah nanti yang akan diturunkan, sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Kepala BKKBN Pusat," ujarnya.

 



Pihaknya menargetkan angka stunting di Riau turun sampai 14 persen. "Dimana targetnya pada tahun 2024 itu adalah menjadi 14 persen. Melalui gerakan inilah kita harapkan secara bersama yang melibatkan baik PKK Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan/Desa bersama BKKBN," sebutnya.

 

 

 

 

Lanjutnya, begitu juga dinas-dinas terkait, baik yang ada di Provinsi, Kabupaten/Kota, bahkan juga bekerjasama dengan pihak swasta, dan juga dinas-dinas terkait.

 

"Termasuk juga adanya organisasi-organisasi masyarakat yang sekarang ini telah berkenan ikut bersama-sama dari Ikatan Keluarga Alumni Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan (IKAPTK) yang ada di semua kecamatan di Provinsi Riau," ujarnya.

 

Dia menyebut melalui gerakan ini mudah-mudahan dengan kerjasama yang baik, dan ada nanti upaya yang dilakukan. Misalnya tadi seperti apa yang diarahan oleh Kepala BKKBN, terhadap orang-orang yang akan menikah.

 

"Tiga bulan sebelum menikah nanti diperiksa Hb nya (Hemoglobin). Sehingga, nanti dari Hemoglobin (Hb) akan diketahui sejauh mana kualitas kesehatannya," katanya.

 

Dengan adanya pengecekan kualitas kesehatan pasangan yang menikah, sehingga nanti Pemda bisa memberikan asupan makanan maupun vitamin tambahan.

 

"Nanti pemerintah daerah akan memberikan makanan-makanan tambahan sehingga pada nanti waktu usia menikah. Tentunya akan membuahkan anak yang sehat, dan yang tidak diharapkan dari stunting," pungkasnya.