RIAU ONLINE, PEKANBARU – Untuk mengembangkan usahanya ditengah pandemi Covid-19, Husnadiati bergabung dengan perusahaan teknologi finansial peer-to-peer landing PT Amartha Mikro Fintek.
Sebelum melakukan pinjaman, Husnadiati diwajibkan untuk membentuk kelompok, minimal dalam satu kelompok berjumlah delapan orang.
Husnadiati mengatakan, setiap orang dalam satu kelompok itu nantinya akan diberi pinjama masing-masing Rp 4 juta sebagai modal usaha.
Dengan modal Rp 4 juta ini, Husnadiati dan suaminya memilih membuka warung sarapan pagi berjualan lontong. Tidak hanya itu, ia juga menjadi agen kacang rebus dan jagung.
“Kalau untuk omzet perbulannya itu nggak pasti, tapi dari kacang saja, dalam sehari bisa Rp 750 ribu,” katanya.
Kacang-kacang ini ia dapatkan dari Sumatera Barat (Sumbar) dan saat ini, Husnadiati menjadi agen untuk penyebaran kacang rebus di Pekanbaru dan sekitarnya.
Ia juga berujar, ada momen-momen tertentu dimana peminat kacang membludak dan permintaan pengiriman kacang ramai. Salah satunya seperti momen tahun baru.
Lebih lanjut, Husnadiati bercerita, dirinya bergabung di Amartha sudah hampir 40 minggu. Kemudahan yang ia dapatkan dari Amartha adalah diberi modal untuk memperbesar usaha.
Ia berharap, kedepannya usahanya semakin lancar dan bisa mengembalikan pinjaman Amartha serta menambah pinjaman dengan nominal yang lebih besar.
“Kenal amartaha dari teman yang punya kelompok, trus saya merasa tertarik, jadi saya minta no hp petugas Amartha,” pungkasnya.