RIAU ONLINE, PEANBARU – Pembangunan pasar induk yang digadang-gadangkan Walikota Pekanbaru akan menjadi central grosiran bahan pokok terbesar di Pekanbaru, kini terbengkalai.
PT Agung Rafa Bonai (ARB) sendiri yang menjadi rekan Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru dikabarkan tidak memiliki modal lagi padahal pembangunan ini sudah dimulai sejak tahun 2016.
Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru, Nofrizal mempertanyakan kepada Pemko Pekanbaru kenapa pembangunan pasar induk ini terbengkalai. Ia menyayangkan hal ini bisa terjadi padahal keberadaan pasar induk menurutnya memiliki potensi sangat besar, hanya saja potensi tersebut tidak dibarengi keseriusan Pemko Pekanbaru.
“Perencanaan sudah, pengkajian sudah, pelaksanaan juga sudah. Kok bisa amburadul gitu? Ini ada apa? Duit tersedia di APBD, kan aneh,” katanya kepada wartawan.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini juga mengatakan, seharusnya pembangunan ini dibarengi dengan marketing. Ia menilai, kemungkinan peminat dari pasar induk ini tidak ada menjadi salah satu alasan tidak selesainya pasar induk ini.
“Bahkan model pasarnya bagaimana, kita dari pihak DPRD juga tidak tau,” ujarnya.
Lebih lanjut, Nofrizal juga mempertanyakan lokasi pembangunan pasar induk di Jalan Soekarno-Hatta yang dinilai tidak strategis. Menurutnya, posisi pasar induk yang strategis itu di Kawasan Terminal Bandar Raya Payung Sekaki (BRPS).
“Nyatanya, pasar induk lebih cenderung di dekat terminal, kenapa nggak dibangun disana saja? Semuanya amburadul, perencanaan, pengkajian, dan pelaksanaan,” pungkasnya.