Punya Rasa Beragam, Ini Keunikan Lain Kopi Liberika Asal Meranti

Novi-Kopi-Liberika2.jpg
(Laras Olivia/Riau Online)

RIAUONLINE, PEKANBARU- Di tanah Sumatera, kopi yang sering dikenal yakni Kopi Gayo dan Kopi Lampung. Namun, di salah satu desa di Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, terdapat kopi unik yang tak kalah saing.

 

Novi, anak muda asal Pekanbaru ini bercerita tentang kopi Liberika. Sebelumnya, pada 2020 lalu ia berhasil menjadi 20 besar dalam ajang pemilihan Duta Kopi Indonesia.

 

Para petani di Meranri menanam bibit kopi Liberika di lahan gambut. Kopi ini tumbuh di atas tanah gambut dan di tanah mineral. Uniknya, kopi Liberika dapat tumbuh di dataran rendah dengan ketinggian 2 mdpl.

 

"Meskipun kopi ini tumbuh di atas tanah gambut, yang terkenal dengan tingkat keasaman tinggi. Justru kadar kafein dan keasaman yang dihasilkan dari kopi ini sangat rendah," terang Novi, Sabtu 16 Januari 2021.

 

Kopi ini memiliki kadar kafein yang cukup rendah yakni sekitar 0,9 sampai 1 persen. Rasanya juga unik, seperti nangka, kopi dan coklat.

 



"Ketika saya mencoba kopi Liberika itu rasanya emang benar-bear enak. Bahkan tidak terlalu pahit. Menurut saya masyarakat harus tahu, walaupun harganya bisa terbilang mahal. Tapi rasanya lebih beragam," jelas Novi.

 

Kopi Liberika Meranti memiliki beberapa ciri khas khusus seperti buah kopinya memiliki ukuran yang lebih besar dari pada buah kopi Arabika maupun Robusta. Hal ini karena kulit buah kopinya sangat tebal, sehingga tidak dapat diproses secara manual. 

 

Ketebalan kulit kopi ini membuat kopi Liberika tahan disimpan dalam jangka waktu yang lama. Karena kopi ini memiliki kandungan kafein yang lebih renda, maka dianggap aman untuk lambung.

 

Kopi Liberika Meranti dilansir berasal dari daerah Liberia, Afrika Barat. Biji kopi ini dibawa oleh Belanda pada abat ke-19 dan dikembangkan pada abad tersebut sebagai pengganti tanaman Arabica yang terserang penyakit.

 

Mengingat citarasa yang tinggi, maka wajar saja kalau harga Liberika Meranti tergolong mahal. "Karena kualitas dan rasanya, harga lebih mahal dari Robusta dan Arabika. 100 gram dihargai Rp 30 ribu," ucap Novi.

 

Menurutnya, rata-rata di Meranti masyarakat punya usaha menanam biji kopi Liberika ini. Meskipun merawatnya butuh usaha ekstra, masyarakat masih ingin membudidayakan kopi ini.

 

"Berharap dengan upaya promosi, banyak peminat kopi Liberika di kemudian hari. Adanya peningkatan peminat bakal mempengaruhi tingkat  produksi kopi ini," pungkasnya.