Masalah Sampah di Pekanbaru Bukti Pemko Tak Belajar dari Kesalahannya

TPS-Pasar-Pagi-Arengka5.jpg
(RAHMADI DWI/Riau Online)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Tokoh Masyarakat Pekanbaru, Said Usman Abdullah atau akrab disapa SUA menyebut persoalan sampah Pekanbaru yang berujung menjadi masalah pidana merupakan konsekuensi dari lalainya pemerintah Kota Pekanbaru memenuhi hak masyarakat. 

 

"Itu bagian dari resiko. Kan ini suara rakyat, masalahnya sudah masyarakat yang berbicara tentang itu. Ini kan masyarakat, kan membayar pajak dan lainnya tapi Pemko lalai," ujar SUA, Sabtu, 16 Januari 2021.

 

SUA menyebut permasalahan sampah ini terus berulang dan memberi kesan Pemko Pekanbaru tidak belajar dari kesalahan-kesalahan sebelumnya. 

 

"Kontraknya kan sudah tau, seharusnya antisipasi tiga bulan sebelumnya kan sudah disiapkan. Permasalahan sampah menumpuk-numpuk seperti ini tidak bisa dibiarkan, malah penyakit," cecar SUA. 

 

Kondisi sampah sebagai bencana sosial ini menurut SUA mempersulit masyarakat yang kini masih berjibaku dengan pandemi.

 

"sekarang masalah kita ada dua, Masalah Lingkungan dan masalah Covid. kan belum ada solusi. Artinya bertambah lagi masalahnya," papar SUA. 



 

Menurutnya bertumpuknya sampah ini juga semakin pelik saat memasuki musim penghujan seperti ini. Tumpukan sampah yang basah menjadi semakin bau dan mengganggu aliran air yang berpotensi menyebabkan banjir. 

 

Ikut sertanya sejumlah instansi vertikal seperti Polri dan TNI berjibaku mengangkut sampah ini dilihat SUA merupakan indikasi dari betapa mengerikannya bencana sosial yang ditimbulkan sampah ini. 

 

Atas hal ini, SUA meminta Pemko segera mencari langkah konkrit penyelesaian sehingga tidak semakin menumpuk. 

 

"Jawaban dan solusi pemerintah itu apa? Sampai sekarang kan belum ada. Terakhir kita dengar soal tender. Seharusnya ini tender khusus lah, dibuatkan aturannya. Jangan sampai jatuh tempo tidak putus," ujar SUA.

 

SUA menyarankan agar Pengelolaan sampah dikembalikan saja seperti sebelumnya yang diamanahkan kepada masing-masing kecamatan sehingga lebih mudah dipantau. 

 

 

"Saya menyarankan dikembalikan saja ke kecamatan. Jika ada trouble kan cuma sekecamatan. Kalau ini se-Pekanbaru. Lagipula lebih mudah memantaunya," tutup SUA.