Jadi Ketua MUI Riau, Prof Ilyas Husti Ajak Seluruh Anggota Bersatu

Ilyas-Husti.jpg
(istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU – Pasca terpilihnya kepengurusan baru Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Riau 2020-2025, MUI Riau hadir dengan program strategi baru. Program strategi ini dari mulai sertfikasi halal hingga pembinaan beragama.

Ketua Umum MUI Riau 2020-2025, Prof Dr H Ilyas Husti MA mengatakan, dirinya sudah memiliki beberapa program strategi. Program pertama, melakukan konslidasi organisasi. Program ini ada karena sebelum pemilihan ketua MUI Riau, ada beberapa calon yang diusung. Masing-masing calon tentu punya anggota dan pasukan.

“Saya harap itu suatu hal yang biasa. Setalah dipilih, maka tentu kita bersama bersatu,” katanya kepada RIAUONLINE.CO.ID, Sabtu, 2 Januari 2020.

Ilyas juga mengatakan, kalau selama ini ada ketersinggungan dari masing-masing anggota calon, ia berharap setelah terpilih dan dipilih, maka segala ketersinggungan itu dihilangkan. Ilyas meminta supaya bersatu bersama membangun rumah besar MUI Riau.

“Yang sudah berlalu sudahlah, sekarang kita masuk babak baru. Bersama-sama membangun MUI,” ujarnya.



Program strategi kedua, Ilyas akan mempelajari dulu visi dan misi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau, supaya nanti program pemerintah yang menyangkut dengan masalah pembangunan kehidupan rakyat, agama, dan lain sebagainya, itu jugalah nanti yang akan disumbangsihkan kepada pemerintah.

“Salah satunya itu destinasi wisata halal di Riau. Caranya dengan sertfikasi halal,” katanya.

Ilyas melanjutkan, program strategi yang ketiga, melakukan pembinaan kehidupan beragama melalui peran serta rumah-rumah ibadah. Sehingga nanti jamaah yang sholat dirumah ibadah itu memiliki mental keagaaman yang baik. Selain itu, jamaah juga mengerti dan paham dengan visi pemerintah Riau.

“Sehingga nanti apa yang diinginkan oleh pemerintah provinsi Riau, In syaa Allah bisa disampaikan lewat program pembinaan masjid ini,” katanya.

Program strategi keempat, mewujudkan peran dan fungsi MUI sebagai warasatul ambiyah untuk membina masyarakat. Terutama masyarakat yang jarang disentuh mubaligh. Sekalian juga untuk memberikan pengetahuan terkait visi pemerintah daerah.