RIAUONLINE, PEKANBARU- Siang hari yang terik, Neli duduk di lapak miliknya. Wanita 40 tahun itu menanti ada pembeli yang mampir. Ia ingin mencari peruntungan sebagai penjual terompet jelang momen tahun baru 2020.
Belum banyak yang terjual, puluhan terompet masih berjejer di lapak yang ia bikin seadanya. Posisinya tepat depan SPBU Jalan DI Panjaitan, Kota Pekanbaru.
Pengendara hanya melintas di depan lapak milik Neli. Alhasil, terompet-terompet tampak dihinggapi debu jalanan. "Agak sepi, jualan sejak tanggal 25, baru laku dua terompet," katanya kepada Riau Online.
Neli mengaku terompet ini buatan orang lain. Harga terompet yang dijajakannya bervariasi. Ia menjual terompet dengan harga Rp 10 .000 hingga Rp 15.000.
Warga Jalan Merbau ini hanya membantu menjual terompet dari adiknya. Satu hari ia berjualan dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB.
Dirinya mengaku tidak tahu bahwa tahun baru kali ini tanpa perayaan meriah lantaran masih pandemi Covid-19. Ia berencana menyimpan saja terompet itu bila tidak terjual walau merugi.
Ibu empat anak itu cuma bisa pasrah tidak bisa mendulang peruntungan tahun ini. Ia berencana tidak membuka lapak lagi jika terus tidak ada pembeli.
"Tutup aja lagi kalau tak ada pembeli," ujarnya sambil tertawa pasrah.
Dirinya menjadi penjual terompet musiman setiap tahun. Pada tahun 2019 silam saja, ia bisa meraup untung Rp 500 ribu dari berjualan terompet selama seminggu.
Neli sehari-harinya bekerja sebagai pemulung. Ia memunguti barang bekas dari sejumlah ruas jalanan kota.