RIAUONLINE, PEKANBARU - Tepat 16 tahun pasca bencana besar Tsunami Aceh pada 16 Desember 2004. Masyarakat sadar akan keterlibatannya dalam mengatasi bencana sosial, misalnya memberikan bantuan sosial, bergerak dengan membentuk yayasan sosial, dan lainnya.
Nah, pada edisi ROL CAST, Sabtu, 26 Desember 2020 kita kedatangan tamu spesial yang bergerak di bidang sosial kemanusiaan, baik secara lokal, nasional dan global, yaitu Markom ACT Riau Wahyu Fitra Suryanda.
Aksi Cepat Tanggap atau sering disebut ACT adalah organisasi nirlaba profesional yang memfokuskan kerja-kerja kemanusiaan pada penanggulangan bencana mulai fase darurat sampai dengan fase pemulihan pasca-bencana.
Lalu, bagaimana ACT memulai pergerakan aksinya, baik secara lokal, nasional, serta global dengan program-program kemanusiaannya ? Yuk simak ceritanya berikut ini.
"Kita berangkat dari sejarahnya dulu ya, Aksi Cepat Tanggap (ACT) ini, lahir pasca tsunami Aceh. Sudah sekitar 14 tahunan, jadi lahir pasca tsunami Aceh dan resmi yayasan ini berdiri pada 21 April 2005," kata Wahyu Fitra Suryanda, Sabtu, 26 Desember 2020, saat hadir di Riau Online Podcast (ROL Cast).
Ia melanjutkan jadi memang yang menjadi fokus dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) adalah kebencanaan. Jadi, bagaimana yayasan ini, kita berikhtiar tidak hanya dalam hal mendistribusikan saja.
"Tahapan-tahapannya tentu ada mulai dari seperti assessment emergency response, ada program disaster management, yang memungkinkan untuk korban-korban bencana ini memang bisa terselesaikan,"
Wahyu menceritakan sampai pada kondisi yang sebaik-baiknya. Jadi, waktu sejak saat itu, pasca tsunami Aceh. Lalu, kita juga membentuk yang namanya basis-basis spritualnya.
"Seperti ada global zakatnya, global wakafnya, dan global kurbannya. Nah, tentunya di masing-masing itu semua, memiliki program khususnya,"
Wahyu menuturkan ada yang programnya bersifat kontinyu, ada juga yang program temporary. "Mulai dari program lokal, nasional, hingga program global," pungkasnya.