Wisatawan asal Jakarta Budi Do Re Mi ketika mengunjungi objek wisata alam Puncak Kabur, Kabupaten Rokan Hulu, Riau.
(istimewa)
RIAUONLINE, PEKANBARU - Memasuki era normal baru, sektor pariwisata terus dibangkitkan. Tentunya, dengan memperhatikan dan menjaga protokol kesehatan (prokes) yang ketat. Pemerintah terus mengeluarkan berbagai kebijakan untuk membantu sektor yang berkontribusi pada perekonomian agar bisa kembali menghidupkan para pelakunya.
Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah dan para pelaku pariwisata, agar sektor pariwisata mendapatkan harapan baru untuk pulih dan kembali bergerak. Dimana, kegiatan kepariwisataan baik destinasi, produk wisata, dan industri usaha mengacu pada aspek kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan.
Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan dan rasa aman bagi wisatawan. Pemerintah fokus mengembangkan pariwisata melalui penerapan CHSE (cleanliness, health, safety dan environment sustainability).
Kini, memasuki era normal baru sektor pariwisata mendapatkan harapan baru untuk bisa bersinar lagi, tanpa mengabaikan kondisi pandemi Covid-19, yakni dengan memperhatikan dan menjaga protokol kesehatan, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan (3M). Aplikasi 3M merupakan kewajiban dan bukan pilihan.
Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Riau, Roni Rakhmat melalui Kepala Bidang Pemasaran Ricko Riyanto mengatakan, provinsi Riau dikaruniai penduduk serta budaya yang ramah, kekayaan alam, dan wisata yang luar biasa, sehingga di masa pandemi Covid-19 ini masih bisa mengandalkan wisatawan domestik.
"Namun, sektor pariwisata sangat bergantung pada pergerakan. Ketika pergerakan mengalami pembatasan, hal ini akan berdampak negatif terhadap kunjungan wisatawan. Meski demikian, di sisi lain tetap harus menjaga perekonomian," kata Ricko, Sabtu (5/11/2020) di Pekanbaru.
Di era digital saat ini, Dinas Pariwisata (Dispar) Riau menawarkan lebih spesifik kepada market tertentu, misalnya kepada milenial atau kepada keluarga, anak muda. Adanya tur virtual diharapkan bisa menjadi solusi bagi wisatawan tetap mendapatkan pengalaman berwisata namun tetap aman.
Jika ada wisatawan yang ingin tetap berkunjung ke objek atau iven wisata, Dispar Riau mengimbau pihak pengelola atau penyelenggara iven agar bisa tetap membatasi jumlah pengunjung dan mematuhi prokes secara ketat.
Disampaikan Ricko, hal ini sesuai arahan Satgas Covid-19 Pusat, dalam mengantisipasi masa libur panjang Natal dan Tahun Baru 2021 yaitu, ada beberapa hal yang harus dijadikan pelajaran untuk mengantisipasi kenaikan kasus. Pertama, kepada seluruh kepala daerah untuk mengoptimalisasi penegakkan disiplin terhadap protokol kesehatan. Kedua, masyarakat diminta bijaksana dan sadar meminimalisasi mobilitas.
Ketiga, ada beberapa alternatif kegiatan lainnya yang dapat dipilih dalam mengisi masa libur Natal dan Tahun Baru 2021. Seperti tur virtual ke tempat-tempat wisata dan lainnya. Atau bisa juga memilih untuk staycation (stay vacation).
"Untuk berwisata secara aman dan nyaman, saat ini bisa dipenuhi dengan tur virtual secara interaktif. Ini bisa menjadi solusi bagi para wisatawan dari semua kalangan, semoga hiburan berwisata bisa menampilkan cuplikan dan gambar tentang peristiwa wisata yang bisa dinikmati secara daring," Ricko menuturkan.
Kemudian, Ricko mengungkapkan, guna menghangatkan sektor pariwisata di Bumi Lancang Kuning, Dispar Riau mencoba menyuguhi destinasi wisata, dengan melibatkan selebritis/influencer yang memiliki ratusan ribu pengikut (followers) di berbagai kanal sosial media.
Para influencer yang membantu menyuguhi destinasi wisata Riau, adalah, Jennifer Arnelita, Budi Do Re Mi, dan Dea Ananda. Kedatangan sejumlah artis ini didampingi oleh tim Bidang Pemasaran Dispar Riau. Kehadirannya untuk memproduksi foto dan video kreatif di sejumlah destinasi yakni, Kabupaten Siak, Bengkalis, Rokan Hulu (Rohul), Pelalawan dan Indragiri Hulu (Inhu).
Jennifer Arlita, Influencer yang memiliki akun Instagram dengan jumlah followers 209 ribu itu, pada tanggal 17 - 20 November 2020 berkesempatan mengunjungi Istana
Siak Asserayah Al Hasyimiah dan Tangsi Belanda. Dalam pelancongannya Jennifer sangat terkesan pesona kemegahan objek wisata sejarah tersebut.
Setelah menjelajahi destinasi wisata di Kabupaten Siak, artis FTV dan sinetron kelahiran Balikpapan, 17 Desember 1984 itu, mengunjungi destinasi wisata bahari pantai Tanjung Lapin dan Beting Aceh di Rupat utara, Kabupaten Bengkalis. Ia menikmati hamparan pasir putih dan memacu adrenalinnya, bermain banana boat di objek wisata bahari yang berbatasan langsung dengan negeri jiran Malaysia itu.
“Sampai juga di pantai Rupat utara setelah menikmati destinasi wisata sejarah di Kota Siak. Riau memiliki tempat wisata yang luar biasa. Tetap patuhi protokol kesehatan ketika berwisata," kata Jennifer.
Hal senada juga menjadi kesan bagi influencer Syahbudin Syukur atau yang lebih dikenal dengan sebutan Budi Do Re Mi. Penyanyi solo yang sukses dengan lagu 'Do Re Mi' itu, singgah di sejumlah destinasi wisata yaitu, Puncak Kabur, Istana Raja Rokan, dan Masjid Agung Islamic Center Pasir Pangaraian, Kabupaten Rohul. Lalu, dilanjutkan merasakan objek wisata villa D Kotoz (Danau PLTA Koto Panjang), Tepian Mahligai dan Air Terjun Tambang Murai, Kabupaten Kampar.
Presenter acara musik di salah satu stasiun swasta Tanah Air itu, melancong ke Riau pada tanggal 22 hingga 25 November 2020. Ia juga sempat mencicipi berbagai kudapan khas Riau, Pondok Patin HM Yunus Rohul, RM khas Melayu Banja Ladang, kopi air enau, dan sate Ocu Iman Kampar.
Budi menuturkan, aktivitasnya ketika berada di Riau, mulai dari menikmati sunset di Puncak Kabur, menyaksikan Bokoba di Istana Raja Rokan, mengunjungi Masjid Agung Islamic Center sekaligus melaksanakan salat, menikmati lanskap Kota Pasir Pangaraian, bermain kano di Danau PLTA Koto Panjang, dan berenang di air terjun Tambang Murai.
"Satu kali di Riau. Di saat hari perlahan mulai menjadi senja. Di sana hati tertinggal. Lebih tepatnya saya sengaja menitipkannya untuk kembali nanti.” katanya singkat.
Sementara, mantan penyanyi cilik Dea Ananda ketika berkunjung ke Riau, pada 2-5 Desember 2020, mencoba menjelajahi gelombang Bono, di sungai Kampar, Desa Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan. Lalu, menyusuri wisata alam sungai Sisirih, Desa Usul, Kecamatan Batang Gangsal. Kemudian, menjelajahi wisata sejarah di Kota Rengat, Kabupaten Inhu.
Ketika mengunjungi Desa Teluk Meranti, perempuan kelahiran Jakarta, 26 Mei 1986 itu, menjajal gelombang atau ombak 'hantu' Bono, menggunakan Jet Ski selama dua jam. Gelombang Bono tingginya bisa mencapai 6 meter, memanjang sekitar 300 meter, dengan kecepatannya 40 km per jam. Ditambah lagi, suara dari hempasan gelombangnya bikin andrenalin bakal membuncah.
"Hanya di Riau saya menemukan gelombang (ombak) yang ada di sungai dan itu sangat Wonderful. Semoga masa pandemi ini segera berakhir. Festival Bono bisa kembali hadir dan menjadi andalan kalender iven pariwisata nasional yang diminati wisatawan mancanegara,” pungkas Dea, perempuan yang memiliki akun Instagram dengan 344 ribu pengikut.
Hampir setiap tahun Festival Bono diburu para peselancar dunia. Sebut saja para peselancar Australia yakni James Cotton, Roger Gamble dan Zig Van Der Sluys. Tiga peselancar asal Negeri Kangguru itu, berhasil mencetak rekor surfing dengan menaklukkan gelombang Bono sejauh 17,2 kilometer. Menorehkan rekor dunia, berselancar terpanjang di Bono Sungai Kampar pada tahun 2016 lalu. (*)