RIAU ONLINE, PEKANBARU - Sampah merupakan permasalahan lingkungan yang selalu menjadi sorotan. Semakin bumi menua maka jumlah sampah juga akan terus bertambah.
Sehingga dibutuhkan solusi yang efektif serta usaha untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh sampah.
Keprihatinan terhadap rendahnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan membuat Nora Sianipar mendirikan bank sampah Tuah Di Bangarna (TDB).
TDB merupakan sebuah perusahaan bergerak di bidang pengumpulan sampah secara kolektif.
“Kami juga ingin mengurangipembuangan sampah ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir),” ujar Uswa, sekretaris direksi TDB, pada Sabtu, 7 November 2020.
Bank sampah TDB Pekanbaru yang berdiri tahun 2018 merupakan pengembangan dari TDB Yogyakarta. TDB hadir di Pekanbaru karena pendiri TDB bertempat tinggal di Pekanbaru namun lama berdomisili di Yogyakarta.
Keunggulan TDB yaitu merupakan satu-satunya bank sampah yang berbasis website di Pekanbaru. Nasabah (orang yang mempunyai simpanan) di TDB dapat langsung mengakses jumlah tabungan di website.
Penukaran sampah dapat berupa saldo. Saldo dapat ditukarkan menjadi saldo pulsa, listrik, pebayaran BPJS dan dijadikan uang tunai.
TDB sudah memiliki 3 mitra bank sampah binaan untuk pengumpulan sampah.
Terdapat 4 program yang dijalankan yaitu TDB Peduli, TDB Pengajar, TDB Berbagi dan TDB Action. Semua program ini difokuskan untuk anak sekolah agar bisa memilah sampah mulai dari sekolah.
“Kalau dari sekolah sudah bisa memilah sampah maka mereka akan bawa edukasi ini kepada orangtuanya,” ujarnya.
TDB Peduli dilakukan dengan cara menggandeng relawan untuk mengajak masyarakat sedekah sampah. Hasil sedekah sampah diganti dalam bentuk uang yang akan didonasikan ke orang yang membutuhkan seperti korban bencana.
TDB mengajar merupakan kegiatan seperti bimbel (bimbingan belajar), tetapi pembayaran dilakukan menggunakan sampah.
“Konsepnya kami akan merekrut guru SD, SMP dan SMA,” ungkapnya.
TDB Store adalah kegiatan belanja Sembako (Sembilan Bahan Konsumsi). Pembayaran juga menggunakan sampah.
Sedangkan TDB Action kegiatan memberi apresiasi kepada sekolah yang aktif menabung sampah dengan target yang ditetapkan TDB.
Sumber dana yang ditukarkan dengan sampah berasal dari dana mandiri perusahaan. Sampah yang dikumpulkan dari nasabah akan disalurkan ke pihak ketiga dalam pengolahan untuk produksi. Produksi yang dimaksud seperti menjadi biji-biji palstik atau besi.
“Kami masih pemasok bahan sampah saja dan belum pada tahap memproduksi.” Ucapnnya.
Harga penukaran sampah ditawarkan TDB mulai dari Rp 300 hingaa sekitar Rp 11 ribu Per kilogram.
Selain itu, bank sampah TDB ini sudah membangun tempat pengolahan sampah organik berlokasi di jalan Kubang, Pekanbaru. Hasil pengolahan sampah organik berbentuk kompos dan pakan ternak.
“Pengolah sampah organik bank sampah TDB sudah diberi pelatihan sehingga kami punya legalitas,” ucapnya.
Saat awal membangun TDB sempat mendapat penolakan untuk bermitra. Sebab di Pekanbaru sudah ada beberapa bank sampah yang sudah lebih dulu beroperasi.
Bank sampah TDB sudah bergabung bersama UNDP (Unit Nations Development Pragramme) yang berperan dalam pembangunan dunia.
“Kami juga sudah bekerjasama dengan DLHK (Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan),” ucapnya.
Bank sampah yang berdiri tahun 2018 ini pernah mendapat juara 2 lomba Krenova Pekanbaru.
“Di ajang Krenova kami mempresentasikan bank sampah dengan basis digitalisasi,” katanya.
Bank sampah TDB punya keinginan untuk memiliki fasilitas pengolahan sampah mandiri. Sehingga harga penukaran sampah dapat ditingkatkan.
“Ini menjadi catatan kami di tahun 2021, mana tahu nanti akan ada dana dari investor untuk membeli mesin cacah sampah sendiri,” harapnya.
Jika ingin menjadi nasabah bank sampah TDB caranya sangat mudah hanya dengan mendaftar di website : tdbangarna.com.
“Gampang saja, tinggal daftar lewat web,” katanya.
Jika ingin mengetahui info lebih lanjut dapat di akses melalui website, instagram Bank Sampah TDB dan facebook tdbangarna (tuan Dibangarna bank).