RIAUONLINE, PEKANBARU- Warga Kota Pekanbaru beramai-ramai mendatangi komplek Mal Pelayanan Publik (MPP) Pekanbaru. Mereka datang untuk mengakses layanan di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Pekanbaru.
Tidak hanya mengurus KTP yang hilang atau rusak, sejumlah warga juga datang untuk menemani anaknya yang ingin merekam KTP elektronik.
Sama halnya dengan Eca (40). Warga Kecamatan Bukit Raya ini datang bersama anaknya sejak pukul 05.00 WIB.
"Kami datang sekitar lima pagi karena takut lama mengantri. Sampai-sampai tidak sarapan, agar cepat dapat, eh ternyata pas saya datang ke sini sudah ramai sekali," tuturnya kepada Riau Online, Sabtu 7 November 2020.
Dirinya sempat kebingungan lantaran tidak ada arahan yang jelas saat hendak lakukan pengurusan. "Saya melihat tidak ada aturannya, sudah sampai di depan, rombongan lantas disuruh pindah lagi ke posisi lain," ujarnya.
"Dioper-oper, gak jelas gitu, harusnya kan ada arahan untuk warga yang datang per kecamatan. Ada aturan dan bisa mengantri, jadi masuknya enak. Ini malah tidak ada batasan. Tidak jelas jalur yang masuk dan keluar," cerca teman Eca yang juga duduk menunggu di depan Kantor Disdukcapil.
Akhirnya sekitar pukul 11.00 WIB anak mereka dipanggil masuk ke dalam Kantor Disdukcapil. Dengan membawa fotokopi Kartu Keluarga (KK) anaknya sudah bisa merekam KTP elektronik.
Sebelumnya, Eca mengaku mendapat informasi dari media sosial. Dalam sebaran itu tertulis, Disdukcapil menyiapkan jadwal khusus bagi pemula atau warga yang sudah berusia 17 tahun yang ingin melakukan perekaman KTP Elektronik.
Selain itu, ada juga pelayanan pengurusan KTP hilang dan rusak. Persyaratan untuk mengurus KTP hilang, warga membawa KK asli dan surat keterangan kehilangan dari kepolisian.
Sementara KTP rusak, syaratnya KK asli dan membawa KTP yang rusak. Pelayanan tersebut bakal diperpanjang rencananya hingga Desember mendatang.
Eca berharap kedepannya dinas bisa lakukan persiapan dalam pelayanan. Dia menyebut, banyak anak pemula yang masih bingung mengurus KTP sendirian. Mereka belum paham sehingga para orangtua harus turut menemani.