(istimewa)
Sabtu, 31 Oktober 2020 14:48 WIB
Editor: Joseph Ginting
(istimewa)
RIAUONLINE, PEKANBARU - Sosok perempuan memang identik dengan keibuannya. Seorang ibu sangat dekat dengan anak-anak, bahkan menjadi teman bermain sekaligus teman manja bagi kebanyakan anak.
Tak terkecuali, bagi anak dengan berkebutuhan khusus yang ada di Pusat Layanan Autis Provinsi Riau. Anak-anak ini sangat nyaman, mudah bergaul dan akrab dengan pendampingnya.
Pengalaman menarik dan seru, saat menjadi pendamping untuk anak berkebutuhan khusus diceritakan oleh Mifta Hurahmah, pada acara Riau Online Podcats (ROLCAST), Selasa, 27 Oktober 2020, membahas tema : Gizi Anak Berkebutuhan Khusus Selama Pandemi Covid-19 di Pusat Layanan Autis Provinsi Riau, beralamat di Jalan Arifin Ahmad, Jl Karya Bakti, Pekanbaru.
"Seru pokoknya setiap ketemu anak-anak itu ngerasa bahagia. Ada satu anak yang paling pintar, dia bisa menebak hari," kata Tenaga Gizi Pusat Layanan Autis Dinas Pendidikan Bidang Pembinaan PKPLK Provinsi Riau, Mifta Hurahmah.
Ia menceritakan, pasti setiap bertemu, anak-anak ini selalu menyapa 'selamat pagi Ibu Mift'a', atau pas diberi sesuatu, bilang 'terimakasih Ibu Sayang'.
Baca Juga
"Itu pintar banget, gemes. Terus, ada anak yang pas setiap datang kita dipanggil ibu, langsung nempel, dan pegang tangan. Wah jarang anak-anak disabilitas yang percaya sama kita," ujarnya
Menurutnya, anak-anak ini sudah bisa mulai dan berani dekat.
"Memang mereka (anak-anak) gak berani kontak fisik yang jauh, kayak pegang kepala. Tapi, mereka sudah berani pegang tangan itu sudah wow gitu, kadang mereka kan agak sensitif banget," ungkapnya.
Mifta melanjutkan, anak-anak teradanga memanggilnya ibu, memanggil nama, memanggil kita cantik.
"Itu kayak rasa bangga aja. Anak ini pasti jujur gak ada yang bohong.
"Terus, yang menarik lagi, pas saat body painting, mereka kan buka baju cuman pake daleman, terus tubuh mereka itu dilumurin sama tepung gak mau diam, mereka lari-lari, jadi semua area kotor, seru aja lihat mereka main-main," ceritanya.
Ia mengatakan, terus ada yang gak mau keluar dari kolam renang saking senangnya dia berenang.
"Ngeliat itu, pokoknya proses, melihat perkembangan dan kemajuan anak-anak ini. Misalnya, hari ini kita kasih anak-anak PR hafalan perkalian empat. Besoknya, pas masuk, tanpa kita mintak, mereka langsung nyetor. Bu aku bisa perkalian empat, langsung dia maju, walupun terbata-bata," ucapnya.
Melihat kemajuan dan perkembangan anak-anak ini merupakan sebuah proses.
"Kita merasa pintar ya, ada kemajuan. Mereka juga pintar dalam mencari caranya, pokoknya menarik aja kalau kita lihat perkembagan anak-anak ini," pungkasnya.