(Aidil)
Selasa, 27 Oktober 2020 13:48 WIB
Editor: Joseph Ginting
(Aidil)
RIAU ONLINE, PEKANBARU – Keluar dari zona nyaman pekerjaan tetap untuk membuka usaha secara mandiri bukanlah hal yang mudah dilakukan.
Namun, Aidil berhasil keluar dari zona nyamannya sebagai seorang Food and Beverage Manager hotel ternama di Pekanbaru dan membangun sebuah usaha.
Ia merasa tidak seharusnya terus terjebak dengan zona nyaman hidupnya sebagai seorang Manager.
“Saya sudah 12 tahun bekerja di hotel, tetapi saya berpikir harus bikin gebrakan baru agar mampu keluar dari zona nyaman saya,” katanya.
Selama tiga tahun ia mengumpulkan tekad dan keberanian untuk membuka usaha. Selama tiga tahun itulah ia merasa tidak tenang karena sulit keluar dari zona nyaman sebagai seorang manager sehingga penuh pertimbangan.
“Karena posisi dan gaji yang lumayan jadi semakin banyak pertimbangan, tapi hasrat saya juga kuat ingin punya usaha sendiri” katanya.
Bekal sebagai orang yang dipercaya mengelola perihal menu hotel bintang 4 memantapkan Aidil memilih bidang kuliner untuk usahanya.
“Saya memutuskan keluar dari pekerjaan saya meski saat itu saya belum memulai usaha, tetapi niat dan kemauan saya kuat untuk fokus membangun usaha mandiri,” ujarnya.
Aidil ingin bisa menuangkan kreatifitas, imajinasi dan inovasinya ke usaha yang ia bangun sendiri.
Baca Juga
Tahun 2019 ia melihat potensi kawasan kuliner Bundaran Keris Pekanbaru sangat menggiurkan.
Orang berbondong-bondong mendatangi kawasan Bundaran keris untuk menikmati berbagai kuliner sambil bercengkrama.
Keadaan ini menunjukkan meningkatnya potensi usaha kuliner di Pekanbaru.
“Menurut saya potensi usaha kuliner di Pekanbaru sangat besar,” kata Aidil.
Aidil melakukan observasi pasar jenis kuliner yang banyak dijual di kawasan Bundaran Keris. Ia berusaha mencari inisiatif untuk menjual produk yang belum banyak dijual. Ia tidak ingin menjual produk yang sama dengan nama yang berbeda.
“Saya lihat pada saat itu kebanyakan orang berjualan minuman boba, kopi dan Thai tea,” ujarnya.
Setelah melakukan observasi maka ia memiliki ide usaha minuman kekinian bernama Laksamana Reborn yang terinspirasi dari minuman Tradisional Riau yaitu Laksamana Mangamuk.
“Saya coba-coba kreasikan Laksamana Mengamuk dengan versi kekinian yang saya buat, lalu saya tawarkan ke teman-teman ternyata mereka suka,” ucapnya.
Respon positif yang ia dapatkan menjadi bekal kepercayaan diri Aidil terhadap minuman kreasinya untuk bisa dipasarkan lebih luas.
Belum genap sebulan Aidil berhenti bekerja ia sudah membuka usaha impiannya.
“Saya modal nekat, diterima atau tidak oleh masyarakat yang penting saya coba dulu,” katanya.
Ia sangat yakin dengan produk yang ia kreasikan sebab tidak ada orang yang menjual dengan produk serupa. Ia juga memiliki misi untuk menjual minuman sehat.
“Semua bahan bakunya menyehatkan, jadi saya percaya diri bersaing dengan produk lainnya,” ungkapnya.
Nikmatnya Laksamana Reborn akhirnya berkembang dari informasi yang ditebar oleh konsumen yang hadir dan terbukti hingga saat ini banyak permintaan buka cabang hingga ke luar kota.
Saat membuka cabang di Kota Dumai, Riau, antusias masyarakat sangat tinggi.
“Hari pertama buka kita jual 400 cup dan hari kedua mencapai 500 cup,” ungkapnya.
Laksamana Reborn dibandrol dari Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu tergantung varian. Saat ini ia sudah memiliki 4 cabang. Setiap cabang mampu menjual rata-rata 50 cup per hari.
Selain itu, akhir tahun 2020 ini Aidil sudah mempersiapkan untuk membuka cabang di Padang, Sumatera Barat dan di Mall SKA Pekanbaru