RIAU ONLINE, PEKANBARU- Penyebaran Covid-19 di Kota Pekanbaru masih mengkhawatirkan. Pasalnya, angka positif corona masih tinggi. Hingga Minggu 18 Oktober 2020 tercatat 5.896 kasus di Pekanbaru.
UPTD Puskesmas Harapan Raya mencatat ratusan kasus positif Covid-19 selama bulan Oktober. Sejak awal Oktober 2020 ada 104 kasus.
Riau Online mendatangi Puskesmas Harapan Raya pada Kamis 15 Oktober 2020. Menanyakan data warga sekitar yang positif Covid-19 dan sedang isolasi mandiri.
Tampak sejumlah tenaga kesehatan (nakes) memakai Alat Pelindung Diri (APD). Warga yang datang untuk berobat juga harus mematuhi protokol kesehatan.
Ternyata sejumlah nakes masih Work From Home (WFH). Riau Online menghubungi Desri Novitayanti, Surveillance Puskesmas Harapan Raya.
Menurutnya, dari 104 orang itu, 15 sampai 20 adalah Orang Tanpa Gejala (OTG). Selebihnya punya gejala ringan. Jika gejalanya berat mereka akan dirawat di rumah sakit.
"Kasus di bulan Oktober tidak sebanyak saat bulan tujuh lalu. Dari 104 ini masih dalam pantauan. Jika dia swab di awal Oktober dan sudah isolasi mandiri 14 hari, maka sudah ada yang selesai," terangnya.
Dirinya menyebut belum merekap semua nama-nama yang didapat dari dinas. Menurutnya, pihak puskemas akan melakukan tracing nama-nama pasien positif Covid-19 sesuai data dari dinas.
"Belum kita rekap semua. Ada yang 14 hari isolasi mandiri di rumah, ada juga yang di rusunawa ataupun di tempat-tempat faskes yang disediakan oleh pemerintah kota," ujarnya.
Desri menyebut ada sejumlah kasus yang sulit dilacak. Ketika ada data dari dinas, pihaknya akan menghubungi dan lakukan tracing pasien. Mereka lakukan tracing agar mengetahui kondisi pasien seperti apa.
"Ada data beberapa kasus yang dirilis kita dapat dari Dinkes namun tidak bisa kita hubungi. Entah dengan alasan apa, terkadang karena dia tidak mau memberikan data, ada beberapa," ucapnya.
Pihaknya terkendala saat pasien yang sulit dihubungi. "Walaupun alamatnya memang di wilayah tempat kerja Puskesmas Harapan Raya, namun nomor hapenya sulit dihubungi. Kayaknya tak mau dihubungi, kadang masuk tapi tidak dianggat, di WA juga tak membalas, jadi itu tidak terkontrol ke kita," paparnya.
Menurutnya, akhir-akhir ini banyak kasus yang bergejala daripada yang tidak bergejala. Gejala ringan lebih jadi perhatian. Ia takutkan yang tak bergejala masih berbaur dengan masyarakat.
"Terakhir-terakhir ini kebanyakan kasus kita lebih banyak yang bergejala tetapi gejala ringan, dan itu kalau mereka kami tracing akan kami beri edukasi dan InsyaAllah mereka lakukan. Ada yang gejala ringan, tapi merasa sudah sehat makanya dia merasa tidak perlu isolasi lagi."
Desri menyebut, pihaknya juga bekerjasama dengan Babinsa dan RT/RW setempat. "Walau masih jadi kendala, kami tetap konfirmasi ke RT/RW setempat, guna pengawasan," tuturnya.