RIAU ONLINE, PEKANBARU - Yayasan Sarasehan merupakan sebuah lembaga sosial khusus penanggulan penyalahgunaan narkoba membutuhkan Foundationdanya konselor adiksi.
Konselor adiksi merupakan suatu profesi yang melakukan proses konseling dan terapi yang fokus pada masalah kecanduan suatu zat.
“Sebelum menyatakan sebagai seorang konselor kami harus punya semangat dulu untuk membantu teman-teman pecandu,” kata Ismi, konselor adiksi Yayasan Sarasehan.
Menjadi seorang konselor adiksi melalui proses pembelajaran dengan standar internasional. Yayasan Sarasehan memiliki kualitas sumber daya manusia yang telah tersertifikasi secara internasional di bawah Colombo Plan International Center for Credentialing and Education for Addiction Professionals dengan dua orang professional adiksi yang bergelar International Certified Addiction Professionals
(ICAP 1).
“Kami juga harus berbekal pengetahuan dengan mengikuti pelatihan dan belajar ilmu standar internasional sebagai seorang konselor,” ucapnya.
Konselor adiksi juga memiliki kode etik dalam menjalankan tugas. Sedangkan lembaga yang mengawasi jalannya kode etik yaitu IKAI (Ikatan Konselor Adiksi Indonesia).
“Ketua IKAI wilayah Riau kebetulan Ketua Yayasan Sarasehan Foundation juga,” ungkapnya.
Untuk memastikan ketersediaan SDM maka Yayasan Sarasehan juga menggunakan jasa panggilan untuk konselor.
“Kami punya MOU atau kesepakatan bahwa mereka sebagai pekerja lepas yang bisa kami hubungi,” ujarnya.
Saat ini Yayasan Sarasehan memiliki 4 konselor tetap dan 4 konselor lepas.
“Saya rasa ini terasa lebih fleksibel sebab meringankan kami dan menguntungkan pihak lain seperti konselor lepas dan klien,” kata Ismi.