Laporan: Laras Olivia
RIAU ONLINE, PEKANBARU-Bulan Agustus 2020 tercatat lonjakan tinggi pasien positif Covid-19 di Provinsi Riau.
Seiring meledaknya kasus positif Covid-19, tentu saja rumah sakit maupun puskesmas juga banyak menimbulkan limbah atau sampah medis.
Plh Dinkes Pekanbaru, Zaini Rizaldy, membenarkan hal ini.
Dikatakannya, ada penambahan jumlah sampah medis semenjak lonjakan kasus positif Covid-19.
"Biasanya, sebelum Covid-19, limbah medis sekitar 30 hingga 50 Kg, pada awal Covid-19 menjadi 50 sampai 80 Kg, terakhir ini jadi 80 sampai 120 Kg sampah keseluruhannya," terang Zaini kepada Riau Online, Selasa 1 September 2020.
Limbah medis itu berupa baju hazmat, obat-obatan, sarung tangan dan bekas perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD).
Zaini mengkhawatirkan bila ada potensi penularan virus terhadap petugas kebersihan.
"Saya rasa pasti ada potensi penularan di seputaran petugas kebersihan," ujarnya.
Ia berharap pemerintah provinsi juga bakal melakukan pengambilan sampling dari petugas kebersihan.
Sebab, makin banyak sampah maka bakal sering juga dijemput limbah tersebut oleh petugas kebersihan.
Sementara itu Dr Mulyadi, Direktur RSD Madani mengatakan, untuk sampah medis yang di puskesmas dikelola dengan pihak ke tiga.
Untuk sampah medis di rusunawa dikelola oleh DLHK.
Sampah medis dimasukkan ke dalam gudang penampungan sementara, kemudian akan dijemput oleh pihak ketiga.
Selanjutnya akan dikirim ke tempat pemusnahan sampah.
"Per tiga hari sampah bakal dijemput oleh petugas, di gudang penyimpanan sementara. Kalau di rumah sakit tentunya sesuai dengan standarisasi," paparnya.
Lebih lanjut dikatakannya, kalau yang isolasi mandiri di rumah tidak menghasilkan sampah medis. Hanya saja sampah rumah tangga yang kemungkinan terkontaminasi.
"Tapi itu pun sebenarnya virus tidak bisa berlama-lama di benda mati," pungkasnya.