Tengku Azwendi Berang 10 Akun Driver Gojek di Pekanbaru Kena Suspend

Driver-Gojek-Demo5.jpg
(istimewa)

Laporan: Laras Olivia

RIAU ONLINE, PEKANBARU-DPRD Kota Pekanbaru dengan sejumlah driver ojek online (Ojol) dan perwakilan Gojek melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada Senin 3 Agustus 2020.

Diketahui RDP lintas komisi yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPRR Kota Pekanbaru Tengku Azwendi Fajri ini dihadiri Branch Manager Gojek Pekanbaru, sejumlah perwakilan driver dan turut hadir Disnaker, Dishub Provinsi, dan Kota Pekanbaru.

Rapat digelar setelah sebelumnya pada 27 Juli 2020 ratusan massa Ojol memenuhi halaman Gedung DPRD Kota Pekanbaru. Mereka menuntut agar program 'Berkat' dihapuskan.

Hal ini disebabkan driver Ojol merasa bahwa program Berkat dinilai tidak menguntunkan mereka sebagai mitra Gojek, sebaliknya hanya menguntungkan bagi pihak manajemen, dalam hal ini Gojek Indonesia.

Ini menjadi satu poin tuntutan yang disampaikan oleh para driver Ojol, Gojek di Kota Pekanbaru saat RDP dengan lintas komisi di DPRD Kota Pekanbaru, mereka ingin kembali ke skema insentif awal.

"Melalui pertemuan ini, kami minta tolong sampaikan ke pusat agar program berkat ini dihapuskan, kalaupun dipaksakan jangan hilangkan insentif kami," ungkap salah seorang driver saat saat RDP, Senin 3 Agustus 2020.



Keluhan lain yang disampaikan saat RDP memgenai berapa akun Gojek yang di-suspend oleh pihak Gojek Indonesia sebab melakukan aksi unjuk rasa.

Namun setelah ditelusuri, ternyata pihak Gojek dari daerah yang meminta agar beberapa akun Gojek itu dibekukan atau disuspend.

Sedangkan menurut pengakuan driver Ojol, mereka ikut aksi atas kesadaran masing-masing. Hal ini juga mendapat pengakuan oleh pihak Polresta Pekanbaru.

"Kami hadir untuk memperjuangkan hak kami, namun kami disuspend dan saat dikonfirmasi ke pusat ternyata daerah yang melakukan suspend tersebut. Kenapa kami yang 10 orang ini disuspend, kami tidak ada mengajak melakukan aksi ini murni dari semua driver," ujar salah seoarang driver.

Mendengar keluhan tersebut, Azwendi langsung angkat bicara, pasalnya pihaknya di legislatif sudah jauh-jauh hari mengingatkan agar pihak manajemen GI jangan sampai melakukan intimidasi kepada pihak driver.

"Kebijakan suspend itu tolong ditinjau kembali, saya tegaskan lagi kalau ingin buat peraturan jangan dibuat melanggar aturan pemerintah atau negara. Saya sudah ingatkan agar tidak ada yang model begini, tapi mereka bandel, ini bisa berakibat adanya unjuk rasa jilid dua," cetus Azwendi.

Branch Manager at Gojek Pekanbaru dalam RDP memaparkan, bahwasanya untuk program Berkat merupakan program nasional, secara implementasi diakui memang ada gejolak di beberapa daerah, dan pihak GoJek Indonesia akan melakukan evaluasi.

Sementara terkait suspend yang dialami oleh beberapa driver, pihak manajemen mengakui bahwa persoalan tersebut bukan merupakan intimidasi, melainkan ada hal-hal yang diperkirakan dilanggar oleh pihak driver, sehingga ada sanksi yang yang harus diterima.

Usai RDP, Tengku Azwendi Fajri mengatakan, bahwa pihaknya akan melakukan langkah mediasi lebih lanjut bahkan akan memanggil pihak-pihak terkait lainnya untuk membahas persoalan secara detail. Karena ada beberapa pertanyaan yang belum ditanggapi termasuk soal regulasi yang mereka miliki, serta jumlah mitra yang bekerjasama.

"Mudah mudahan dengan pertemuan tadi banyak informasi yang kita terima.

Untuk pihak driver juga tidak bisa maunya saja, kita harus bisa maju selangkah dan mundur selangkah untuk kebaikan bersama. Kalau cuma 'maunya kita' saja ya tidak perlu mengadu ke DPRD," ujar Azwendi.