RIAU ONLINE, PEKANBARU-Sulitnya kondisi ekonomi keluarga tak menyurutkan semangat belajar Rafli (10), yang saat ini duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD).
Terlebih, bocah yang tinggal di kawasan Jalan Sembilang RT 001 RW 011, Kelurahan Meranti Pandak, Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau tersebut memiliki cita-cita menjadi seorang polisi.
Setelah ayahnya meninggal dunia sejak 6 tahun lalu, sang Ibu lah yang menggantikan posisi kepala keluarga untuk mencari nafkah.
Namun sayang, hingga saat ini Ibunya tak kunjung mendapatkan pekerjaan yang tetap, dan hanya bekerja serabutan.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, saat ini Rafli dan keluarga mendapat bantuan dari sang Nenek yang tinggal tak jauh dari rumah mereka.
Tak kalah sulitnya, sang Nenek pun hanya bekerja sebagai pengumpul barang bekas yang nantinya dijual ke pengepul.
Tak jarang, Rafli dan kedua saudaranya yakni, Kakaknya Mutiara yang saat ini duduk di bangku kelas 8 Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Adiknya Rendi yang masih kelas 1 SD ikut membantu sang Nenek mengumpulkan barang bekas selepas pulang sekolah.
Selain itu, Rafli juga terkadang mengumpulkan ikan Lele yang dilepaskan warga setempat ke sungai dekat rumahnya sebagai ritual pembuang sial.
Hasil tangkapan lele tersebut, Rafli kumpulkan hingga banyak dan dilakukan proses pengasapan atau pembakaran hingga kering untuk kemudian dijual.
Dengan harga yang tak menentu, dalam satu bulan dari hasil penjualan ikan Lele kering tersebut, Rafli terkadang hanya mendapatkan Rp 50 ribu.
Bahkan, tak jarang Rafli tak mendapatkan pembeli lantaran sedikitnya masyarakat yang meminati hasil olahan ikan Lele tersebut.
"Kalau tidak terjual, ya dimakan sendiri untuk keluarga. Kalau terjual, Alhamdulillah bisa sedikit membantu membeli keperluan sekolah kakak dan adiknya," ujar Kepala Cabang Rumah Yatim Riau, Ramdan menceritakan kisah Rafli, Senin 3 Agustus 2020.
Dalam kunjungan ke kawasan tersebut, Tim Rumah Yatim Cabang Riau turut menyalurkan daging kurban kepada Rafli dan keluarga, termasuk bagi 260 warga lainnya di kawasan setempat.
Kedatangan tim pun disambut mereka dengan hangat dan gembira.
Rafli mengaku, dirinya dan keluarga bisa makan daging sapi hanya sekali dalam setahun yang merupakan pemberian pihak masjid.
Itu pun tak banyak karena hanya 1 bungkus. Tak jarang, daging kurban yang Rafli dan keluarganya dapatkan menjadi rebutan ketika sudah dimasak.
"Alhamdulillah Tahun ini aku makan daging sapi. Terima kasih kepada donatur yang telah berkurban di Rumah Yatim, sehingga aku bisa makan daging kurban tahun ini tidak berebut dengan kakak adik," ucap Rafli bahagia.
Selain mereka, dil uar sana masih banyak orang-orang yang membutuhkan.
Mari ulurkan tanganmu dan bersedekah bersama Rumah Yatim untuk membantu mereka yang membutuhkan.