Tak Mudah Mengubah Kebiasaan Hidup, Butuh Kedisiplinan Jalanan New Normal

Jepta-Sitohang.jpg
(ISTIMEWA)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Butuh keseriusan dan komitmen yang baik dalam menjalankan new normal, atau tatanan hidup baru. Hal itu diungkapkan Anggota DPRD Kota Pekanbaru Jepta Sitohang.

Menurutnya, dalam menjalani new normal tidak semudah yang dibayangkan. Butuh kesadaran yang tinggi dari masyarakat, guna menghindari terjadinya lonjakan penderita pandemi akibat perubahan tersebut.

Srikandi Demokrat ini menilai, butuh kajian mendalam andai Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru ingin segera menerapkan new normal. Mengingat sejauh ini, ketika social distancing dan phsycal distancing diminta untuk dilakukan pun, masih ada yang abai karena berbagai faktor.

"Tidak mudah mengubah kebiasaan hidup. Dibutuhkan komitmen kuat untuk melaksanakannya. Komitmen dalam arti sesungguhnya. Termasuk juga sosialisasi dari Pemerintah lewat Peraturan Walikota (Perwako) harus benar-benar sampai kepada masyarakat," ujarnya saat berbincang bersama wartawan, Rabu 2 Juni 2020 dilasir dari DPRD Pekanbaru.



Didalam Perwako, kata Jepta semua harus jelas, baik pengaturan perdagangan, pendidikan sampai dengan rumah ibadah. Jadi, bukan hanya sekedar dibuat lalu hanya berwacana dan tak teralisasi dilapangan. Karena ada yang harus diwaspadai, ketika kita terpaksa menyesuaikan diri dengan gaya hidup baru dengan protokol kesehatan.

"Seperti jika nanti aktifitas belajar mengajar mulai diberlakukan dengan tatap muka, pastinya harus ada standar yang jelas, baik soal jumlah murid di dalam kelas, tempat duduknya, alat pelindung diri dan hand sanitizer itu bagaimana. Termasuk juga soal wilayah dan zona-zona Covid, itu harus dipikirkan," sebutnya.

Oleh karena itu, Legislator dari Daerah Pemilihan (Dapil) VI  kembali mewanti-wanti sebelum tatanan baru tersebut berjalan, butuh pendekatan ekstra dari Pemerintah Kota lewat sosialisasinya.

"Intinya kita tegas, tidak mau tatanan baru ini malah menjadi ajang coba-coba. Karena jika salah langkah, dampaknya bisa jadi akan melahirkan the second wave of covid-19,” pungkas Jepta.  (SD)