(istimewa)
Kamis, 4 Juni 2020 15:05 WIB
Editor: Joseph Ginting
(istimewa)
RIAU ONLINE, PELALAWAN-Muhamamad Ridho (20) menjadi penghunini terakhir ruangan isolasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Selasih Pangkalan Kerinci. Kesembuhan santri Ponpes Temboro Kabupaten Magetan, Jawa Timur ini disambut sukacita tenaga medis.
Dengan pulangnya Ridho, otomastis tidak da pasien positif atau PDP di RSUD Selasih.
Direktur RSUD Selasih Pangkalan Kerinci, dr Chairuk Hamdi menyebutkan, Ridho memang pasien terakhir yang menghuni ruang isolasi. Setelah santri itu dinyatakan sehat dan diperbolehkan pulang, tidak ada lagi pasien yang dirawat di ruang isolasi baik pasien positif maupun Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
"Sekarang ruang isolasi sudah kosong. Mudah-mudahan tidak ada penambahan lagi," tuturnya.
Dokter, perawat, dan manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Selasih Pangkalan Kerinci pun melepas kepulangan pasien positif terakhir yang sembuh dari ruang isolasi, Kamis 4 Juni 2020.
Ridho merupakan satu di antara Klaster Magetan asal Pelalawan yang terjangkit virus corona saat pulang dari Pondok Pesantren (Ponpes) di Temboro Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Baca Juga
Saat Ridho keluar dari ruangan yang bersekat kaca itu, dia disalami dan diberikan motiviasi agar tetap semangat menjalani hari-hari serta menjaga kesehatan.
Setelah menjalankan sedikit acara seremonial dan memberikan sambutan sedikit, para perawat dan manajemen menyanyikan yel-yel penyemangat menghadapi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Kemudian diserahkan stok obat-obatan dan tanda ucapan selamat kepada Ridho. Kemudian santri itu dibawa keluarganya ke dalam mobil dan pulang ke Kecamatan Bandar Petalangan, Pelalawan.
"Terimakasih kepada semua dokter, perawat, dan pihak rumah sakit yang telah merawat anak saya selama ini hingga sembuh," ungkap ayah Ridho, di hadapan seluruh paramedis.
Ia menyatakan, putranya menjalani masa perawatan di ruang isolasi RSUD Pangkalan Kerinci selama 24 hari.
Proses pengobatan yang dijalani cukup baik hingga anaknya bisa terlepas dari jangkitan virus corona. Pihak keluarga tidak bisa membalas kebaikan tenaga medis yang sabar merawat anaknya.
"Kita berharap virus corona ini hilang dari Pelalawan dan Indonesia. Semoga anak saya jadi pasien yang terakhir," ungkapnya.