Punya Dana Rp 56 Miliar untuk Bantuan Sembako, Pemko Cuma Pakai Rp 10 Miliar

Sidak-sembako2.jpg
(Riau Online)

RIAU ONLINE, PEKANBARU -Dari total anggaran Rp 115 Milyar yang dilakukan refocusing penanganan Covid-19 di Pekanbaru, ternyata Pemko Pekanbaru hanya menghabiskan anggaran tak sampai Rp 10 Milyar untuk Bantuan Sosial (Bansos) Sembako.

 

Hal tersebut disampaikan Anggota DPRD Pekanbaru, Roni Pasla. Dikatakan Politisi PAN ini, dari Rp 115 M itu terdapat porsi untuk Sembako sebesar Rp 56 Milyar. Namun, sampai PSBB tahap ketiga berakhir bantuan dari Pemko tak sampai Rp 10 Milyar.

 

Roni menjelaskan, bantuan dari Pemko yang sudah diberikan kepada masyarakat ada sekitar total kurang dari 50 ribu paket.

 

Ia merincikan, bantuan Pemko Pekanbaru pada tahap pertama sebanyak 15.625 paket tidak full diambil dari APBD Kota Pekanbaru, karena bantuan dengan total beras 100 ton ini berasal dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) melalui Bulog.

 

"Lauk pauknya baru dibiayai oleh Pemko Pekanbaru," kata Roni, Sabtu, 30 Mei 2020.

 

Kemudian, Pemko kembali melanjutkan bantuan tahap pertama sebanyak 30.000 paket dengan total anggaran Rp 248 ribu per-paket, meski diduga ada mark-up anggaran dari sini.



 

"Kita kalikan angka Rp 248.068 dengan 30.000 paket, keluarlah angka Rp 6 M. Ditambah dengan lauk pauk di bantuan tahap pertama," ujarnya.

 

Lalu, bantuan tahap kedua Pemko Pekanbaru yang akan menyerahkan bantuan sebanyak 60.625, baru disalurkan sebanyak 1300-an paket saja dan 3000 paket sudah dipacking.

 

"Untuk bantuan yang total 60.625 ini anggarannya cuma Rp 170 ribu baru direalisasikan 1300 paket. Makanya perkiraan saya anggaran Pemko tak sampai Rp 10 M hingga PSBB ketiga berakhir".

 

Lebih jauh, Roni memastikan pihaknya akan terus fokus membedah anggaran Sembako ini, karena meskipun PSBB sudah berakhir Pemerintah wajib memberikan bantuan sembako kepada warga terdampak.

 

Karena, anggaran sembako ini sudah dimasukkan dalam list anggaran refocusing, artinya bantuan ini harus disalurkan. Jika anggaran belum habis saat kondisi sudah normal, anggaran ini digeser lagi ke penanganan pasca Covid-19

 

"Kalau misalnya nanti sudah normal, anggaran masih ada, kita fokuskan ke Pemberdayaan UKM yang terdampak, kita geser di APBD Perubahan. Pelaku UKM dibawah itu modal mereka sudah habis untuk beli hidup. Modal mereka tidak ada lagi, jumlah mereka juga banyak," pungkasnya.

 

Roni menegaskan, dirinya tidak mencari siapa yang salah dalam persoalan ini, namun hanya ingin bantuan ini tepat sasaran sehingga bisa dirasakan oleh masyarakat yang membutuhkan.

 

"Kalau ada yang berprasangka aneh ke kita, bukan itu maksudnya. Tapi kalau ada yang bermain di wilayah ini, berurusan dengan pihak penegak hukum nanti," tutupnya.

 

Pembagian Sembako memang selalu menjadi sorotan DPRD Pekanbaru. Bahkan dalam rapat evaluasi PSBB tahap pertama, anggota Fraksi PKS, Muhammad Isa Lahamid lantang menyebut Pemko bermodalkan dengkul dalam melaksanakan PSBB tahap pertama.

 

"Pemko hanya bermodal dengkul untuk penerapan PSBB kemarin, dan dibuktikan dari apa yang sudah dilakukan. Ini luar biasa," kata Anggota Komisi I DPRD Kota Pekanbaru ini.