RIAU ONLINE, PEKANBARU - Sopir travel jurusan Pekanbaru - Duri terpaksa menaikkan harga tiket dari yang semula hanya Rp 80.000 - 90.000 menjadi Rp 100.000 - Rp 120.000 seiring dengan kebijakan Pembatassn Sosial Berskala Besar (PSBB) di Pekanbaru.
Salah seorang sopir travel, Fitrah, mengaku dirinya menaikkan harga tarif karena jumlah penumpang hanya boleh diisi maksimal empat orang, artinya travel hanya bisa membawa maksimal tiga sewa saja.
Untuk mendapatkan tiga orang sewa itupun, menurut Fitrah bukan hal yang mudah, sebab para langganan yang biasa ia bawa sekarang tidak lagi memakai jasa transportasi Pekanbaru - Duri.
"Pendapatan jauh berkurang, dulu kami berharap sewa dari orang ke bandara, sekarang kan bandara tidak ada orang (sepi), mahasiswa juga tidak ada lagi," kata Fitrah, Senin, 20 April 2020.
Disampaikannya, ia dan teman-temannya memang tidak pernah menerima sosialisasi dari pihak Pemko Pekanbaru, tapi dia hanya mendapatkan informasi dari berita yang ada di media-media online Riau.
"Kami terus memantau perkembangan di media, makanya ketika PSBB di berlakukan, kami semua patuh, tidak ada yang nekat membawa penumpang lebih," tambahnya.
"Kalaupun kami nekat, ada pihak kepolisian di Simpang Bingung ( Simpang Palas), pengawasan sangat ketat disana," ujar Fitrah.
Lebih jauh, Fitrah berharap agar kondisi seperti ini tidak lama, karena ia juga harus membayarkan kredit mobil tiap bulannya.
Memang dikatakan Fitrah, ada keringanan dari pihak leasing dimana debitur bisa mengajukan pengurangan kredit, namun tenor pembayaran menjadi lebih panjang.
"Kalau begitu kan sama saja," tuturnya.
Sementara itu, salah seorang warga Duri yang kerap menggunakan jasa travel, Desi, mengaku dia memang tidak lagi bepergian Duri - Pekanbaru atau sebaliknya, karena melihat kondisi seperti ini.
"Biasanya tiap bulan saya bolak balik Duri Pekanbaru, tapi sekarang saya stand bye di Duri saja sama orang tua, kalau bolak balik nanti saya terpapar dan kasihan sama orang tua," katanya.