Dilatih RAPP, Relawan Percaya Diri Padamkan Api demi Langit Biru di Riau

Relawan-Pemadam-Kebakaran-Hutan-dan-Lahan-Universitas-Lancang-Kuning-Unilak.jpg
(Unilak)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-TAK lebih dari 30 menit, satu regu Relawan Pemadam Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Universitas Lancang Kuning (Unilak) langsung berkumpul, lengkap dengan baju lengan panjang bertuliskan Relawan Karhutla Riau, Kamis, 27 Februari 2020, di kampus.

Nur Hikmatun Rizki, mahasiswa semester 6 Fakultas Kehutanan Unilak, ketika itu sedang ikuti perkuliahan, pukul 10.00 WIB, mendapat instruksi untuk memadamkan api dari Rektorat. Rizki tanpa pikir panjang langsung bergerak menuju titik kumpul di Pos Sekuriti.

"Ini kali pertama saya ikut padamkan api Karhutla. Saya tak tak gentar, tak takut padamkan api Karhutla. Kami sudah ikuti pelatihan dan mengetahui apa saja tahapan dilakukan saat memadamkan apinya," kata Rizki.

Relawan Pemadam Kebakaran Hutan dan Lahan  Universitas Lancang Kuning (Unilak)2

 

Apel 10 menit, kemudian berangkat bersama-sama ke Mapolsek Rumbai, Pekanbaru. Dari Mapolsek, tim Relawan Pemadam Karhutla Unilak berjumlah 11 orang ini bergabung dengan tim pemadam lainnya terdiri dari Polisi, TNI, Manggala Agni, dan BPBD sedang lakukan pemadaman dan pendinginan di Jalan Nelayan Ujung.

Walau tak takut, namun Rizki harus akui fisik mereka belum terbiasa dengan kondisi di lapangan. Tenaganya terkuras siram lahan gambut yang terbakar agar api tak muncul lagi.

"Sama sekali tidak ada rasa takut, karena selama pelatihan kami sudah dibekali berbagai pengetahuan," akunya.

Relawan Pemadam Karhutla dari Unilak ini terbentuk usai mengikuti pelatihan selama dua hari, Selasa-Rabu, 25-26 Februari 2020. Mereka dilatih oleh pelatih (trainer) berpengalaman dari Polda Riau, dan RAPP dipusatkan di Kampus dan Posko Relawan Purna MTQ, Pekanbaru.

Rizki menuturkan, ia sangat bersemangat terjun langsung dan mengimplementasikan ilmu didapatnya selama latihan dua hari belakangan.



Mahasiswa Fakultas Kehutanan ini tak sendirian, ia bersama Leo, mahasiswa lainnya, serta sembilan karyawan dan sekuriti Unilak lainnya. Satu regu ini dipimpin Muhammad Algusamsur. Satu regu ini berjalan kaki dari parkir mobil di jalan besar sejauh 400 meter ke lokasi kebakaran.

 

Relawan Pemadam Kebakaran Hutan dan Lahan  Universitas Lancang Kuning3

"Sampai di lokasi, ternyata api sudah padam, kami kemudian lakukan pendinginan," ujarnya.

Sementara itu, Muhammad Algusamsur menceritakan, dari Relawan dari Unilak diterjunkan padamkan api Karhutla berjumlah 11 orang.

Algu mengaku, ini kali pertama padamkan api secara profesional. Ia yakin dan optimis mampu, karena ia dan 120 mahasiswa, karyawan dan sekuriti, sudah mendapatkan bekal teori dan praktik padamkan api dari Polda Riau dan RAPP.

"Kalau memadamkan yang seperti ini belum pernah, cuma kalau di kampung saya sudah pernah, sifatnya manual dan tanpa instruksi personel kepolisian," tuturnya.

Dalam proses pemadaman tersebut, dilanjutkan Algu, tim kesulitan karena mesin pompa air mengalami kerusakan sehingga harus menunggu bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau.

"Alhamdulillah sumber air cukup dekat dan terjangkau oleh selang yang lumayan panjang, Cuma selang yang pertama mengalami kebocoran, jadi harus diperbaiki dulu," tambahnya.

Tak hanya di Pekanbaru saja, Relawan Pemadam Karhutla di Kota Dumai tak mau ketinggalan. Di Kota Dumai, 6 relawan dari Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Tuah Negeri Kota Dumai dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), membantu memadamkan api.

Berangkat bersama Kapolres Dumai, AKBP Andri Ananta Yudhistira, dan anggota Polres Dumai lainnya, mereka membantu proses pendinginan lahan di Kelurahan Mundam, Kecamatan Medang Kampai.

Mahasiswa STIE Tuah Negeri, Muhammad Rasyid Ridho, menceritakan, pemadaman api di lahan gambut tidaklah mudah. Mereka mengalami bagaimana cuaca sangat panas, dari atas teriknya Matahari dan lahan bekas kebakaran.

"Kami berangkat dari Polres Dumai pukul 13.00 WIB menuju lokasi yang terbakar menggunakan mobil. Kemudian melanjutkan dengan berjalan kaki 2.000 meter. Di sana kami melakukan pendinginan lahan bersama Tim Gabungan, Polres Dumai, Polsek Medang Kampai, TNI dan BPBD Kota Dumai," kata Presiden Mahasiswa STIE Tuah Negeri ini.

Rasyid akui, padamkan api di lahan gambut tidaklah mudah, bahkan sulit. Berbagai kendala kerap dijumpai seperti jarak tempuh, cuaca, alat dan ketersediaan air.

“Kami sangat senang dapat membantu Polri, TNI dan BPBD padamkan lahan terbakar. Sehingga kami merasakan betapa susahnya memadamkan api di lahan gambut. Di lapangan, semuanya bersatu dan saling membantu,” katanya.

Setelah mendapatkan pengalaman, Rasyid berharap agar masyarakat tidak membuka lahan dengan cara membakar. 
“Saya harap masyarakat khususnya para pemilik lahan dan pekerjanya tidak membuka lahan dengan cara membakar, karena Karhutla merupakan tanggungjawab bersama. Mari kita wujudkan program Kota Dumai Bebas Asap Tahun 2020,” pintanya.