RIAU ONLINE, PEKANBARU - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Riau kembali melanjutkan kegiatan rutin mereka dalam mengangkat masalah sedang mencuat di tengah masyarakat dalam Program Suara Mahasiswa.
Jika Sabtu pekan lalu mengangkat tema DBH Migas, Program Suara Mahasiswa digelar bekerjasama dengan RIAUONLINE.CO.ID dan Radio Bharabas 97,5 FM, hari ini, Sabtu, 21 Desember 2019, akan mengangkat topik "Kemarau Asap, Hujan Banjir, Dua Musim di Riau Bikin Sengsara?"
Sejak berakhirnya musim kemarau di akhir Oktober lalu, memasuki November 2019, sudah mulai beberapa daerah di Riau terdampak akibat luapan air sungai. Setidaknya 216 desa di enam kabupaten di Riau, dimana tiga sungai membelah daerah tersebut.
Ketiga sungai ini Sungai Kampar membelah Kabupaten Kampar dan Pelalawan, Sungai Rokan memanjang dari hulu di Rokan Hulu hingga ke hilir di Selat Malaka, di Kabupaten Rokan Hilir.
"Selain kedua sungai tersebut, Batang Kuantan atau Sungai Indragiri juga meluap. Akibatnya ratusan rumah warga terendam akibat luapan sungai tersebut di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) dan Indragiri Hulu (Inhu)," ungkap Presiden Mahasiswa BEM Universitas Riau, Syafrul Ardi.
Syafrul menjelaskan, banjir hingga hari ini sudah mendatangkan kerugian terhadap masyarakat, baik jiwa maupun materi. BPBD Riau bahkan menyebutkan sudah enam warga Riau melayang nyawanya akibat banjir dan tanah longsor di musim hujan ini.
Di Riau, tuturnya, di musim kemarau, seluruh rakyat harus menghirup asap berbahaya akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Sebaliknya, di musim hujan, banjir serta longsor mendera rakyat.
"Sesak napas, mata perih, masker dimana-mana, abu beterbangan, dan langit tak biru. Semuanya habis saat musim hujan tiba. Masyarakat pun riang gembira. Itu hanya sesaat. Banjir dan longsor datang bergantian dengan asap," jelasnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau menyatakan, tiga kabupaten dalam ancaman banjir akibat meningkatnya curah hujan dalam beberapa waktu terakhir.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Riau, Jim Gafur mengatakan, ketiga kabupaten tersebut adalah Kampar, Rokan Hulu dan Pelalawan. "Rokan Hulu, Kampar dan Pelalawan, itu cukup rawan saat ini," katanya, Selasa, 10 Desember 2019 lalu.
Selain musim hujan, BPBD juga mengatakan bahwa potensi banjir juga disebabkan karena wilayah hulu Riau yakni provinsi tetangga Sumatera Barat juga mengalami hujan dengan intensitas dan kuantitas tinggi.
Aliran air sungai dari Sumatera Barat, secara topografi lebih tinggi dibandingkan Riau, akan bergerak dengan cepat melintasi sungai-sungai di tiga sungai, Kampar, Rokan dan Kuantan.
"Kita mengundang Kepala BPBD Riau Pak Edwar Sanger, Kepala BMKG Pekanbaru, Basarnas Pekanbaru, Walhi Riau, Kepala Dinas Sosial, serta para pihak lainnya membahas isu tersebut di Suara Mahasiswa sore ini," ungkap Syafrul.
Ia menjelaskan, Suara Mahasiswa ini akan disiarkan secara langsung (live) mulai pukul 15.00 WIB selama satu jam hingga pukul 16.00 WIB, di Jeber Platinum Cafe, Jalan Arifin Achmad, Pekanbaru.