Sambut Pilkada 2020, Gerindra Riau Sibuk Netralisir Isu Prabowo Pembantu Jokowi

Prabowo-Subianto-di-Pekanbaru.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/AZHAR SAPUTRA)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Riau masih optimistis jika sembilan Calon Kepala Daerah mereka usung dalam Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) 2020 mendatang, layak jual dan memenangkan pertarungan sekali dalam lima tahun tersebut. 

Padahal, ratusan ribu bahkan jutaan para pemilih di Riau kadung kecewa saat mengetahui Capres pilihan mereka, Prabowo Subianto, malah bergabung menjadi pembantu Presiden Joko Widodo sekarang ini.

Kekhawatiran nyungsepnya pilihan Gerindra di Pilkada Serentak 2020, ditanggapi oleh DPD Gerindra Riau dengan meminta para kadernya bergerilya untuk mengklarifikasi serta menetralisir isu Prabowo jadi Pembantu atau Menteri Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

"Kita akan mencoba mengklarifikasi dan menetralisir, kita akan jelaskan, Prabowo menjadi menteri bukan karena jabatan. Isu (ini) dikhawatirkan akan merusak citra partai," tutur Sekretaris DPD Gerindra, Hardianto, Sabtu, 30 November 2019. 



Prabowo, ujarnya, merupakan sosok negarawan, ia bersaing head to head dengan Jokowi. Ketika Jokowi menang, Ketum Gerindra itu mengakui kemenangan tersebut.

Hardianto, mengatakan, pilihan dan dukungan pemilih Riau kepada Prabowo Subianto di Pilpres 2019, murni tertarik dengan sosoknya, serta program-programnya, bukan ketidaksukaan terhadap pesaingnya, Jokowi.

"Tidak ada sentimen bisa kita pelihara sekarang. Jokowi itu Presiden kita semua, sudah sah. Memangnya masyarakat tidak mendukung Jokowi kemarin bisa apa? Satu-satunya bisa dilakukan, ya kita harus mendukung. Pilihan tidak mendukung itu nanti saat ada Pilpres lagi," ujar Hardianto.

Pemerintah yang sah, sambung Hardianto, harus didukung terutama jika meluncurkan program-program baik. Sebaliknya, bagi program tidak baik, silakan dikritisi.

Prabowo, tuturnya, tidak butuh jabatan apapun untuk hidup senang dan mewah. Makanya, Prabowo menerima jabatan Menteri Pertahanan karena mau berkontribusi untuk bangsa.

"Beliau jadi jadi Menhan itu karena beliau mau kontribusi nyata untuk bangsa. Di Gerindra, ada prinsip kalau bukan kita siapa lagi, kalau tidak sekarang kapan lagi," jelas Wakil Ketua DPRD Riau tersebut.