Kecewa Dengan Layanan, 140 Desa di Kuansing Resmi Berhenti Berlangganan Internet

Napisman.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ROBI SUSANTO)

Laporan: ROBI SUSANTO

RIAU ONLINE, TELUK KUANTAN - Sebanyak 140 desa di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau resmi berhenti berlangganan internet desa. Kini desa-desa tersebut tidak lagi memiliki internet desa karena sudah diputus secara sepihak oleh desa.

Program internet desa ini sudah dimulai sejak tahun 2017 lalu. Dimana acara penandatanganan perjanjian kerjasama (MoU) antara Desa dengan PT Indonesia Comnet Plus (ICON+) sempat disaksikan oleh Bupati Kuansing H Mursini pada awal Agustus 2017.

Belum genap tiga tahun berjalan, kini desa-desa ini berhenti berlangganan karena mengalami kekecewaan terhadap layanan yang diberikan PT Indonesia Comnet Plus (ICON+) yang merupakan anak perusahaan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), bergerak di bidang penyedia jasa Internet.

"Pertama dulu ada sekitar 160 desa berlangganan, kini tinggal 20 desa," ujar Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Kuansing, Napisman ketika dihubungi RIAUONLINE.CO.ID, Selasa, 5 November 2019.

Napisman mengatakan, berdasarkan data bulan April 2019 lalu, dimana desa masih berlangganan internet desa hingga saat ini hanya tinggal 20 desa.



"Masalahnya pertama itu terkait layanan, pelanggan (Desa,red) tidak mau lagi berlangganan, tentu ini juga menjadi hak pelanggan (Desa,red)," terangnya.

Meskipun perjanjian kerjasama ini dibuat untuk tiga tahun, menurut Napisman, perjanjian tentunya bisa sewaktu-waktu dihentikan dan ini menjadi kewenangan setiap desa yang berlangganan. "Kita serahkan ke desa, karena ini kewenangan desa apakah masih berlangganan atau berhenti," tegasnya.

Karena memang menurut Napisman ada kekecewaan yang dialami desa terutama masalah layanan yang di berikan PT Icon Plus selaku penyedia jaringan.

Belum lama ini terang Napisman, pihak PT Icon Plus sendiri juga sudah menyampaikan dan mengakui kalau layanan yang mereka berikan selama ini mungkin kurang maksimal dan membuat desa-desa di Kuansing memutuskan jaringan internet desa secara sepihak.

"Mereka mengakui memang layanan yang diberikan selama ini mungkin kurang maksimal, dan kedepan mereka akan memperbaiki layanan kepada pelanggan terutama kepada desa," katanya.

Mereka kata Napisman juga akan kembali mendekati semua desa di Kabupaten Kuansing untuk kembali mau berlangganan internet desa. "Mereka akan coba lagi mendekati desa secara pelan-pelan untuk mau kembali berlangganan," katanya.

Menurut Napisman, pemutusan internet oleh desa ini tentunya sedikit banyak berdampak terhadap pelayanan yang akan diberikan desa kepada masyarakat terutama diera digital saat ini.

Apalagi katanya, Bupati sebelumnya sudah memiliki tekad agar pelayanan pemerintah sampai ke tingkat desa itu sudah dilayani secara digital dan tidak manual lagi. "Harapan kita semoga desa-desa di Kuansing kembali berlangganan internet," katanya.

Dimana setiap tahun desa di Kuansing harus mengalokasikan anggaran sebesar Rp 36 juta untuk membayar internet desa yang disetor melalui Bank Mandiri.