Kabut Asap Makin Parah, LAM Riau Diminta Cabut Gelar Adat Jokowi

Jokowi-Diberi-Gelar-Adat-Kehormatan.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Ketua Forum Pekanbaru Kota Bertuah, Masril Ardi meminta Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) mempertimbangkan untuk memcabut kembali gelar adat datuk yang diberikan kepada Presiden Jokowi.

Pasalnya, salah satu alasan kuat LAMR memberi gelar adat ke Jokowi dikarenakan LAMR menganggap Riau bebas kabut asap pada tahun 2016, 2017, dan 2018 lalu setelah 17 tahun berturut-turut dilanda kabut asap.

"Itu gelar tertinggi kalau tidak salah, ternyata gelar yang diberikan itu meleset. Belum setahun dikasih gelar, kebakaran ternyata makin parah dari tahun yang sudah-sudah, mungkin ini bisa lebih parah dari tahun 2015," katanya Rabu, 11 September 2019.

Dengan apa yang diucapkan oleh Jokowi di debat Pilpres lalu bahwasanya tidak ada lagi kebakaran di Riau dan Kalimantan, ternyata tidak sesuai dengan kenyataan hari ini.

"Di Kalimantan ternyata lebih parah kalau kata relawan yang disana. Makanya saya minta LAMR mencabut kembali gelar adat ini," tuturnya.



Adapun kebakaran hutan dan lahan kembali terjadi di provinsi sejak dua bulan yang lalu, bahkan papan ISPU sudah mencapai kategori tidak sehat dan aktivitas belajar mengajar di sekolah pun terganggu.

Tak hanya itu, ribuan masyarakat Riau setiap minggunya juga banyak yang terkena Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akibat terpapar kabut asap berminggu-minggu.

Sejumlah warga Pekanbaru pun harus turun ke lapangan untuk meminimalisir angka ISPA ini dengan membagi-bagikan masker kepada seluruh pengendara motor yang beraktivitas di luar ruangan.

Terlihat di jalan Pangeran Hidayat, warga RW 05 membagi-bagikan 1000 masker kepada para pengendara mobil dan motor maupun pejalan kaki yang melintas.

Pembagian masker tersebut merupakan murni inisiatif warga RW tersebut.