Direktur Eksekutif Great Forest Wall Project Makoto Nikkawa (tengah) bersama Direktur Sustainability and Stakeholder Engagement APP Sinar Mas, Elim Sritaba (kanan) menanam pohon di kawasan Giam Siak Kecil, Provinsi Riau, Selasa (3/9/2019).
(Imelda)
RIAUONLINE, SIAK - Hampir setiap orang Jepang gemar menanam pohon. Jika sudah menanam pohon, maka meski di tempat jauh, ia pun akan melakukannya di tempat ia tinggal. Untuk itu, tak heran, kepedulian warga Jepang untuk peduli lingkungan tidak saja bagi negaranya, tetapi juga sampai ke Kabupaten Siak.
Aksi menggiatkan tanam pohon ini kembali dilakukan untuk yang keenam kalinya, Selasa (3/9/2019), di kawasan Giam Siak Kecil, Kecamatan Koto Gasib, Kabupaten Siak, Riau.
Kegiatan menanam pohon dengan nama 6 Tahun Hari Gerakan Penanaman 10 Ribu Pohon Ini (6th Year Anniversary Planting 10.000 trees Initiatives), di atas are 20 hektar tanah dengan tipe spesies Dyra Costulata.
Hal ini bagian dari upaya menjadikan kegiatan penanaman pohon yang sudah dicanangkan sejak tahun 2014, menjadikannya sebagai sebuah tradisi.
Berbagai jenis pohon hutan yang mereka tanam, mulai dari bibit pohon jelutong dan buah-buahan lokal di area seluas sekitar 20 hektare yang merupakan kawasan konsesi APP Sinar Mas yang terdegradasi di kawasan Giam Siak Kecil tersebut.
Kegiatan penanaman pohon ini pertama kali dicetuskan pada 2014, oleh profesor Akira Miyawaki seorang ahli , lahir 29 Januari 1928 adalah seorang ahli botani Jepang dan ahli dalam ekologi tanaman, yang berspesialisasi dalam biji dan mempelajari hutan alam. Ia aktif di seluruh dunia sebagai spesialis dalam pemulihan vegetasi alami di lahan terdegradasi. Sejak 1993, ia telah menjadi Profesor Emeritus di Universitas Nasional Yokohama dan Direktur Pusat Studi Internasional Jepang di bidang Ekologi. Dia menerima Hadiah Planet Biru pada tahun 2006.
Sedangkan pegiat gerakan penamaman pohon yang hadir dianataranya , Direktur Eksekutif Great Forest Wall Project Makoto Nikkawa, pemerhati lingkungan Jepang yang mengikuti program ini sejak awal.
Pria berusia 69 tahun ini menjelaskan bahwa orang Jepang sangat konsern dengan lingkungan dan jika sudah menanam pohon, hal itu menjadi kenangan yang tidak terlupakan.
"Sekali ia sudah menanamkan pohon, maka kenangan itu ia bawa kemanapun ia pergi, meski tempatnya jauh. Hal itu sudah menjadin karakter orang Jepang," ujarnya dengan bahasa Jepang yang di terjemahkan kembali oleh intrepreter.
Inisiatif ini dijalakan dengan kerjasama Pemerintah Indonesia, Asia Pulp & Paper (APP Sinar Mas), International Tropical Timber Organization (ITTO), Belantara Foundation, perwakilan perusahaan dari Jepang dan masyarakat Indonesia, dan tempatan.
Profesor Akira Miyawaki merekomendasikan penanaman spesies tumbuhan endemik demi mempercepat pemulihan hutan yang rusak. Sejak itu, 42.000 pohon jenis lokal telah ditanam di 87 hektare area konservasi, saat pertama kali ini dicanangkan.
Namun ujar Makoto, profesor tersebut tidak bisa datang kembali, karena kesehatannya diusianya yang kini sudah mencapai 91 tahun. ”Hingga kini ia sangat senang kegiatan ini masih berlanjut," ungkapnya soal keadaan profesor Akira tersebut.
Selain itu, Makoto juga menjelaskan bahwa penanaman pohon berkelanjutan penting sekali untuk industri kehutanan. Sebab menjaga keseimbangan untuk semua pihak.
Sementara itu, kegiatan ini juga mendukung isu climate change, yang kini akan dibicarakan di New York September ini. "Ditambah lagi dengan fokus Amazon yang dalam keadaan terbakar," ujarnya.
Direktur Sustainability and Stakeholder Engagement APP Sinar Mas, Elim Sritaba, yang turut hadir dalam aksi menanam pohon itu mengatakan bahwa berkomitmen mendukung restorasi dan konservasi hutan di Indonesia.
"Kolaborasi ini akan menyatukan kita untuk bisa berkontribusi dalam tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG) yang dicanangkan PBB,"katanya. Selain itu hal juga menambah nilai ekonomi masyarakat.
Dalam hal pertemuan Climate Change yang akan berlangsung sebentar lagi di New York, Elim mengaku akan menghadirinya. Sebab pihaknya harus tahu perkembangan untuk melakukan yang terbaikbagi masa depan lingkungan dunia.
"Iya, saya akan hadir di sana,"ujarnya.
Ia mengatakan, kegiatan penanaman pohon tahun ini dilakukan di area konservasi terdegradasi seluas 20 hektare milik mitra pemasok APP Sinar Mas, PT Arara Abadi, di Giam Siak Kecil.
Menurut Humas APP Sinar Mas Nurul Huda, bahwa lokasi penanaman spesies tumbuhan hutan lokal yang telah dilakukan tersebut dikenal sebagai tempat tinggal harimau dan gajah Sumatera.
Dalam kegiatan ini, pihak APP Sinar Mas juga melibatkan siswa SD setempat. (Imelda)