Kekaburan Udara Riau Disebut Ditambah Kiriman Asap Provinsi Tetangga

Asap-Selimuti-Sungai-Siak.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/WIDIARSO)

Laporan: ANDRIAS

RIAUONLINE, BENGKALIS - Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang diakibatkan oleh kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau terjadi peningkatan, tapi masih di level sedang.

Demikian dikatakan Danrem 031/Wira Bima, Brigjen TNI Mohammad Fadjar MPICT kepada sejumlah wartawan, Kamis 22 Agustus 2019 di Mokodim 0303/Bengkalis.

Danrem 031/Wira Bima, Brigjen TNI Mohammad Fadjar MPICT menambahkan bahwa hal itu tentunya dampak asap kebakaran lahan yang terjadi belakangan ini.

Selain itu, di Provinsi Riau juga mendapat kiriman asap dari provinsi lain yang mengalami peristiwa yang sama (karhutla) di antaranya, Provinsi Sumatera Selatan dan Jambi.



"Kita juga dapat kiriman dari Provinsi Sumatera Selatan dan Jambi. Sedangkan kita sendiri juga sudah ada asap yang disebabkan oleh masyarakat kita tapi sayangnya ada lagi kiriman," tutur Danrem 031/ Wira Bima ini dengan nada prihatin.

Pun demikian, Jendral bintang satu ini dengan tegas menyebut terjadi peningkatan luas lahan pada karhutla dibanding tahun sebelumnya.

"Dibanding tahun 2018, pada tahun 2019 ini ada peningkatan luas lahan yang terbakar. Tapi ada aspek yang sangat mempengaruhui yaitu cuaca," ujarnya.

Diakuinya, aspek cuaca atau iklim yg terjadi di Riau tidak sama denga provinsi lainya yang ada di Indonesia. Sementara Riau mengalami dua kali musim kemarau yaitu awal tahun dengan pertengahan tahun.

Dari bulan Juli sampai puncaknya agustus sampai September mendatang, dipresiksi mengalami iklim kemarau panjang.

"Dan itu disampaikan oleh BMKG, bahwa musim panas yang kita alami saat ini jauh lebih lama dibandingkan tahun 2017, 2018 lalu. Sehingga ada kolerasi antara panjangnya musim kering ini dengan jumlah luas lahan yang terbakar," pungkasnya.