RIAU ONLINE, PEKANBARU - Selasa pagi (30/7/2019), Kota Pekanbaru diselimuti asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dari kabupaten di Riau. Warga mulai menggunakan masker menjalankan aktivitas sehari-hari.
Pekan lalu, Kamis (25/7/2019), asap sempat "menampakkan diri" dan tercium oleh warga bau menyengat hasil kebakaran gambut. Namun, kondisi tersebut hanya bertahan beberapa jam, seiring hembusan angin dan siangnya hari.
Gambaran serupa, dimana warga mengendarai motor dan beraktivitas di luar rumah mengenakan masker terjadi terakhir kali pada 2016 silam.
FOTO: HOTEL WHIZ
KABUT asap hasil kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) mulai selimuti Kota Pekanbaru, Selasa pagi, 30 Juli 2019. Gambar diambil dari Hotel Whiz.
Staf Analis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Yasir, membenarkan bahwa kondisi asap mulai mengkhawatirkan masyarakat.
"Dari hasil pantauan kami, memang hotspot-nya sudah cukup banyak. Jadi memang asap terpantau berada di wilayah Pekanbaru," kata Yasir, Selasa, (30/7/2019).
Akibat kabut asap, jarak pandang di Kota Pekanbaru pun terbatas. Namun, jelang pukul 08.00 WIB, jarak pandang mulai membaik berkisar 5 kilometer.
KABUT asap hasil kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) mulai selimuti Kota Pekanbaru, Selasa pagi, 30 Juli 2019. Gambar diambil dari Hotel Whiz.
Selain Pekanbaru, kabut asap juga disebut melanda sejumlah lokasi seperti Rokan Hilir, Indragiri Hilir, dan Pelalawan. Tiga wilayah itu merupakan penyumbang titik panas terbanyak di Riau.
BMKG menyatakan secara keseluruhan terdapat 138 titik panas yang mengindikasikan Karhutla di Pulau Sumatra.
Berikut foto-foto yang diperoleh Selasar Riau dari berbagai sumber dan sudah mendapat izin dari pemiliknya untuk dipublikasikan.
RIAUONLINE.CO.ID/WIDIARSO
KABUT asap menyelimuti langit Kota Pekanbaru, Selasa pagi, 30 Juli 2019. Gambar diambil dari atas Jembatan Siak II.