Sebuah papan bunga berdiri tegak di depan Gedung DPRD Kota Pekanbaru Riau. Papan bunga itu berisi ucapan selamat kepada Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru, Firdaus MT dan Ayat Cahyadi yang gagal mengatasi banjir.
(istimewa/warga)
RIAUONLINE, PEKANBARU - Sebuah papan bunga berdiri tegak di depan Gedung DPRD Kota Pekanbaru Riau. Sekilas papan bunga tampak tak jauh berbeda dengan papan bunga umumnya. Berisi tulisan ucapan selamat kepada seseorang atau instansi tertentu.
Namun, papan bunga berukuran sedang yang berdiri sendiri dan penuh percaya diri di trotoar itu berhasil menarik perhatian masyarakat yang padat melintas Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru, Kamis siang.
Papan bunga itu berisi ucapan selamat kepada Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru, Firdaus MT dan Ayat Cahyadi yang gagal mengatasi banjir.
"Terima kasih Pak Firdaus dan Ayat Cahyadi. Kalian luar biasa menjaga kota ini tetap banjir. Cemungut ea pak," begitu isi papan bunga tersebut.
Tulisan itu begitu mencolok karena hanya terpasang satu-satunya di sepanjang trotoar komplek Gedung wakil rakyat Kota Madani tersebut.
Diakhir tulisan papan bunga itu tersemat pengirim yang mengatasnamakan Smart People Pekanbaru. "Dari Smart People Pekanbaru," begitu bunyi tulisannya.
Papan bunga berisi kritikan itu merupakan bentuk kekecewaan masyarakat Pekanbaru terhadap kepemimpinan Firdaus dan Ayat Cahyadi yang dinilai gagal mengatasi banjir. Kegagalan itu bahkan berlangsung meski pasangan pemimpin itu memimpin Pekanbaru untuk periode keduanya.
Akibat kegagalan mengatasi banjir tersebut, seorang warga harus meregang nyawa. Adalah Yeni Riski Purwati, wanita 27 tahun yang sedang mengenyam pendidikan Magister di Fakultas Teknik, Universitas Riau ditemukan meninggal akibat terseret banjir beberapa waktu lalu. Kematian Yeni meninggalkan luka mendalam bagi Anton karena keduanya baru saja merajut bahtera rumah tangga, yang bahkan usia pernikahan mereka belum genap satu tahun.
Papan bunga ucapan terimakasih itu sendiri merupakan bagian dari aksi solidaritas yang digelar Koalisi Sedia Payung (KSP) Pekanbaru. Aksi tersebut merupakan yang kedua kalinya dilakukan dalam sepekan terakhir.
Deputi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Riau, Fandi Rahman yang merupakan bagian dari KSP mengatakan Pemko Pekanbaru tidak benar-benar mengimplementasikan Perda tentang Sumur Resapan juga tidak dilakukan dengan baik.
Hal itu terlihat dari ketiadaan sumur resapan dibanyak bangunan yang menutup lahannya dengan perkerasan, beton ataupun aspal. Menurut pendemo, pemerintah harus menindak tegas pemilik bangunan yang tidak taat aturan ini.
Tidak hadirnya Pemerintah dalam penyelesaian genangan dan banjir ini, katanya, merupakan contoh yang buruk selama dua periode Firdaus pemimpin.
“Kealpaan Pemko Pekanbaru hari ini menjadi pertanyaan kita bersama, apakah Firdaus serius atau tidak menjadi Wali Kota,” katanya.
Sayangnya, banyak bangunan kantor pemerintah tidak mencontohkan realisasi dari peraturan yang dibuat tersebut. Hal ini menunjukkan lemahnya pengawasan terhadap pembangunan yang tidak memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup di Kota Pekanbaru.
Terkait hal tersebut, KSP menyampaikan tuntutannya. Yaitu, Wali Kota harus minta maaf secara terbuka kepada masyarakat Pekanbaru dan keluarga korban yang meninggal akibat banjir, dan DPRD Pekanbaru memanggil dan meminta pertanggungjawaban Pemko Pekanbaru terkait banjir yang terjadi.
Lalu, meminta DPRD Kota untuk mengaudit Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan menindak pemilik bangunan yang melanggar aturan, membentuk tim Pansus Tata Ruang Kota, perbaikan drainase secara berkala, dan melakukan peremajaan sungai dan waduk. (**)