RIAUONLINE, PEKANBARU - Tingginya intensitas penggunaan media elektronik yang berdampak buruk pada kesehatan penglihatan, membuat sejumlah kaum intelektual melakukan penelitian sebagai upaya antisipasi.
Salah satunya dari kampus Universitas Riau, mereka adalah Nada Cindya, Ayu Anita, dan Yurike Reza. Ketiganya melakukan penelitian untuk mencegah kerusakan pada mata.
Ketiganya berangkat dari fakta bahwa Intensitas penggunaan media eletronik yang meningkat berdampak buruk terhadap kesehatan penglihatan.
Kerusakan tersebut ditandai dengan beberapa gejala seperti mata terasa terbakar, mata terasa gatal, mata seperti kelilipan, mata berair, kelopak mata sering berkedip, mata tampak kemerahan, mata terasa nyeri, penglihatan terasa berat, mata kering, dan penglihatan tampak kabur serta ganda ganda.
Tak hanya itu, penderita juga akan mengalami gejala seperti kesulitan memfokuskan penglihatan pada jarak yang dekat, penglihatan terasa silau bahkan seolah melihat warna-warni disekitar objek yang dipandang, hingga sakit kepala.
"Kumpulan gejala mata ini selanjutnya disebut dengan Computer Vision Syndrome (CVS)," ujar Ayu kepada RIAUONLINE, Selasa, 18 Juni 2019.
Dikatakan Ayu, ia bersama teman-teman yang saat ini masih tercatat sebagai mahasiswa Keperawatan Universitas Riau melakukan serangkaian penelitian terhadap prosedur akupresur mata.
Akupresur mata sendiri, jelas Ayu, hampir mirip dengan totok wajah yang biasa kita kenal saat melakukan perawatan di klinik kecantikan, namun yang membedakannya adalah titik penekanan yang tersebar lebih kompleks dan fungsional.
Hasil penelitian yang didapatkan ternyata cukup signifikan, dimana akupresur mata ternyata sangat berpengaruh terhadap penurunan gejala CVS yang terjadi.
Caranya, jelas Ayu cukup mudah dan bisa ditiru oleh masyarakat awam sekalipun, dimana mula-mula penderita harus menempatkan tubuh pada posisi yang rileks dan nyaman.
Penekanan, lanjutnya, dilakukan pada titik akupresur masing-masing sebanyak 20 sampai 30 kali dengan kekuatan tekanan yang dianggap cukup, ditandai dengan sepertiga kuku menjadi putih pada saat penekanan dilakukan.
"Akupresur dimulai dengan tahapan rileksasi nafas dalam dan penekanan pada acupoint GB-20 serta GB-21, selanjutnya fokus pada regio wajah akupresur meliputi acupoint EX-HN 3/Yingtang, acupoint BL-2, acupoint EX-HN 4, acupoint EX-HN 5, acupoint SJ- 23, acupoint ST-2, dan diakhiri pada acupoint BL-1” jelasnya.
Nada dan Eca juga menambahkan, untuk mendapatkan hasil yang maksimal teknik ini dapat diulangi sebanyak 1 kali sehari selama 4 hari berturut, dengan mencuci tangan dengan air mengalir atau handsanitizer sebelum memulainya.
Kedepannya, ketiga mahasiswi tersebut berharap penelitian yang juga berpedoman kepada Kemekes 2015 ini, dapat dirangkum dalam sebuah buku saku agar lebih efisien sehingga dapat diterapkan oleh orang banyak.
"Kita berharapnya sih begitu," tutupnya.