RIAUONLINE, PEKANBARU - Sosok Istri Ketua Umum DPP Demokrat Riau Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yakni Ani Yudhoyono dikenal sebagai salah seorang yang paling berjasa dibalik suksesnya pendirian partai Demokrat pada awal 2000an lalu.
Hal tersebut disampaikan oleh salah seorang pendiri partai Demokrat di Riau, Noviwaldy Jusman, menurut anggota DPRD Riau yang kerap disapa Dedet ini, Ani Yudhoyono paling "cerewet" di masa awal pembentukan partai Demokrat.
Dedet mengaku dirinya sudah mengenal Ani Yudhoyono yang ia panggil "bun" selama lebih dari 15 tahun, dan sejak saat itu mereka bersama tokoh lainnya berjuang mendirikan partai berlambang mercy tersebut.
"Saya memanggilnya 'bun' kalau dalam keluarga dia sering saya dengar dipanggil Memo. Beliau bersemangat untuk mendirikan partai Demokrat ini, beliau selalu memberi kami motivasi dan semangat," ujar Dedet, Minggu, 2 Juni 2019.
Dedet kemudian mengingat salah satu hal yang paling berkesan, yakni ketika pihaknya sedang menyusun dukungan masyarakat untuk syarat verifikasi yang sangat melelahkan.
Saat itu, Ani selalu bertanya terkait bagaimana perkembangan dan persiapan verifikasi di Riau yang mana merupakan syarat kelulusan sebuah partai.
"Det, DPD-DPD lain sudah antar berkas verifikasinya, saya yakin medan di sana berat tapi saya berharap Provinsi Riau sebagai penentu partai ini lengkap dukungannya di Indonesia, hayo semangat Dik nanti aku traktir nasi goreng," kata Dedet menirukan ucapan Ani.
Nasi goreng yang dimaksud tersebut adalah nasi goreng didepan kantor DPP, tempat makan yang kerap dikunjungi Dedet ketika mendatangi kantor DPP yang masih status mengontrak kala itu.
"Saya jawab, iya bun kami pakai sampan minta dukungan dan fotocopy KTP warga nih Bunda, kemudian ibu Ani menjawab sambil tertawa 'Oalaah hati hati buaya lho ya'," sambung Dedet.
Perjuangan Dedet ternyata tak sia-sia, partai Demokrat berhasil lolos verifikasi dan akhirnya memenangkan Pemilu hingga menghantarkan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI yang ke-6 pada 2004 lalu.
Sejak itu pula, Ani menjadi seorang Ibu bagi Dedet dan menjadi tempat curhat Dedet yang kerap menghadapi berbagai masalah partai, mulai dari para pendiri partai yang mulai disingkirkan oleh pendatang baru.
Ani, di mata Dedet merupakan sosok yang rendah hati dan tidak pernah menyombongkan diri bahkan hingga Ani menjadi Ibu Negara pun, sifat tersebut tidak berubah.
Selama di rawat di Singapura sejak beberapa bulan yang lalu, Dedet mengaku terus memantau perkembangan kesehatan Ani dan apabila ada waktu luang ia menyempatkan diri menjenguk langsung.
"Saya dan Istri sudah dua kali menjenguk beliau di Singapura," ungkapnya yang saat ini sedang berada di pemakaman Ibu Ani.
Karena itulah, Dedet merasa sangat kehilangan saat mendapat kabar bahwa Ani Yudhoyono meninggal dunia. Sebab, dalam kondisi sakit pun, Ani selalu masih membuka komunikasi dengan kadernya.
"Beliau juga memahami karakter saya yang jika ada acara tertentu, karena saya tidak suka tampil kedepan dan memilih kader-kader lain untuk bisa dekat dengan Bunda Ani, karena Bunda Ani adalah Ibu dari semua kader Demokrat," tutur Dedet yang menjadi Wakil Ketua Tim Kampanye SBY - JK, dan SBY-Boediono.