Sindir Jokowi, Sandiaga: Katanya Sudah Membaik, Kok Semakin Parah

Sandiaga-dan-Ustad-Abdul-Somad.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Cawapres 02 Sandiaga Salahuddin Uno menegaskan apa yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam debat Pilpres beberapa waktu lalu, bertolak belakang dengan kenyataan saat ini.

Saat Debat Capres silam, Jokowi menyebut defisit neraca perdagangan sudah membaik pada Januari lalu. Namun berdasarkan data hari ini, data bertolak belakang.

"Masih ingat debat Pilpres? Saat kita bicara defisit neraca perdagangan, kubu sebelah bilang waktu itu defisit neraca perdagangan Januari sudah membaik, ternyata bulan April ini neraca terburuk sepanjang sejarah Indonesia Merdeka," kata Sandiaga, Sabtu, 18 Mei 2019, di Pekanbaru. 

Padahal, menurut Sandi, hal ini sangat teoris, dimana Indonesia apalagi Riau merupakan negara sangat kaya raya. Riau memiliki sumber energi melimpah.



"Riau energinya melimpah, atas dan bawah, tapi kita tidak mampu mengelola energi ini, makanya kita butuh kebijakan dari pemerintahan yang kuat untuk bisa swasembada energi," tuturnya.

Sebelumnya, Cawapres Nomor Urut 02 Sandiaga Uno, mempertanyakan solusi Jokowi mengatasi neraca dagang Indonesia yang tekor hingga 8 miliar Dolar AS pada tahun 2018 lalu. Jokowi lantas menjawab, saat ini telah ada perbaikan dalam neraca dagang Indonesia.

"Saya kira data terbaru saya sampaikan, tahun 2018 memang neraca kita defisit 8 miliar Dolar AS. Tapi kuartal tahun ini defisit kita turun 0,67 miliar Dolar AS. Artinya usaha kita bukan main-main," kata Jokowi dalam debat Capres kelima di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu, 13 April 2019. 

Jokowi bilang saat ini pihaknya mendorong untuk memproduksi barang-barang substitusi impor di dalam negeri. Tujuannya agar impor bisa ditekan sehingga neraca dagang bisa membaik.

"Di bidang migas, kita mulai bangun refinery(kilang). Ke depan saya yakin defisit bisa dihilangkan," ujarnya.