HUT ke-55 Tahun, Rutan Bagansiapiapi dan Puskesmas MoU Penanganan HIV/Aids dan TB

Lapas-Bagan-Mou-Puskesmas.jpg
(Istimewa)

RIAUONLINE, Bagansiapiapi - Cabang Rutan Bagansiapiapi menandatangani kesepakatan kerja sama atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Puskesmas Bagansiapiapi dalam bidang kerjasama pembinaan kesehatan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).

Penandatanganan kesepakatan ini dilaksanakan dalam apel puncak Hari Bhakti Pemasyarakatan yang ke-55 tahun di kantor Cabang Rutan Bagansiapiapi, oleh Kepala Cabang Rutan Bagansiapiapi, Jupri dan Kepala Puskesmas Bagansiapiapi, dr Erwinto, Sabtu, 27 April 2019.

"Bentuk kerja sama kita dengan Puskesmas ini terutama dalam bidang pencegahan dan penanganan HIV/ Aids dan Tuberkolosis (TB) yang kini juga menjadi fokus penanganan oleh pemerintah melalui kerja sama Kemenkumham dan Kemenkes RI," kata Jupri usai memimpin Apel.

Menurutnya, kerja sama ini merupakan bentuk tanggung jawab Rutan untuk memastikan WBP mendapat penanganan yang baik dalam bidang kesehatan selama menjalani masa pembinaan di Rutan.



"Kita berharap semua WBP kita selalu dalan keadaan sehat. Namun, kita juga menyiapkan penanganan jika memang WBP kita harus menjalani perawatan intensif terutama dalam pencegahan dan penanggulangan HIV/ Aids dan TB," tambahnya.

Melalui kerja sama ini, Jupri berharap Rutan Bagansiapiapi mampu menekan penyebaran angka TB dan HIV/ Aids di dalam Rutan.

Sementara itu, kasus yang tercatat di Rutan Bagansiapiapi hanya TB. Sementata HIV/ Aids nihil kasus. Pengidap TB sendiri di Rutan pada semester awal tahun 2019 ini hanya 1 orang. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan tahun 2018 yang mencapai 7 orang.

"Semuanya telah sembuh total dan selesai menjalani perawatan dalam beberapa bulan. Sementara 1 orang sisanya baru mulai perawatan karena yang bersangkutan merupakan warga binaan yang baru masuk dan telah diidentifikasi sakit sebelum menjalani masa hukuman," papar Jupri.

Pihak Rutan dan Puskesmas sendiri mengidentifikasi terduga pengidap TB melalui pemeriksaan batuk dan dahak dari WBP yang diperiksa di laboratorium milik Puskesmas Bagansiapiapi. Sementara penyandang HIV/ Aids diidentifikasi melalui peneriksaan darah kepada seluruh WBP yang memiliki rekam penggunaan narkoba dan pemilik tato.

"Keduanya ini penyakit menular yang berbahaya bukan hanya bagi penyandangnya saja. Tapi juga kepada orang sekitarnya. Maka itu kita harus melakukan antisipasi sedini mungkin serta memonitoring mereka yang tengah menjalani perawatan," tutupnya.