Kabut Asap Di Pekanbaru Semakin Memburuk. Ini Faktanya

Pemadaman-di-pelalawan.jpg
(ISTIMEWA)

 

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kabut asap yang melanda Kota Pekanbaru akibat kebakaran hutan dan lahan (karhula) semakin mengkhawatirkan.

Berdasarkan data Badan Meteoroligi, Klimatoligi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Sabtu, 09 Maret 2019, jarak pandang akibat kabut asap di Pekanbaru hanya berkisar empat kilometer atau turun 8 kilometer dari hari sebelumnya.

"Memang benar asap hari ini. Kemungkinan dari Karhutla Pelalawan," kata Staf Analis BMKG Stasiun Pekanbaru, Bibin.

Berdasarkan pencitraan Satelit Terra dan Aqua, terdeteksi sebanyak tiga titik api indikasi dari kebakaran lahan di Kabupaten Pelalawan dengan tingkat kepercayaan antara 70 hingga 100 persen.



Seluruh titik api terpantau di Kecamatan Kuala Kampar dengan jarak tidak terlalu jauh dari Pekanbaru.

Sementara itu, berdasarkan pemetaan BMKG, arah angin cenderung bertiup dari Pelalawan menuju Kota Pekanbaru. "Kalau trajectory, arah angin memang dari Pelalawan ke Pekanbaru," tuturnya.

Sementara itu, di Pelalawan sendiri jerubu terpantau lebih buruk. Jarak pandang pada pagi tadi hanya berkisar 3 kilometer.

Jerubu atau udara berasap turut terpantau di Pulau Bengkalis, Kabupaten Bengkalis. Bahkan, lebih parah karena disertai dengan partikel-partikel abu bekas terbakar.

Sejumlah warga terutama Desa Selatbaru, Kecamatan Bantan mengeluhkan kondisi seperti itu. Provinsi Riau sepanjang awal 2019 ini terus dilanda kebakaran lahan dan hutan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau menyatakan total luas lahan terbakar mencapai lebih dari 1.400 hektare, dengan wilayah terparah mengalami Karhutla wilayah pesisir seperti Bengkalis, Meranti, Dumai, Rokan Hilir dan Pelalawan.