Laporan: HASBULLAH TANJUNG
RIAUONLINE, PEKANBARU - Komisi V membidangi pendidikan menyayangkan dipercepatnya jadwal Ujian Nasional (UN) tingkat SMA yang semula pertengahan April menjadi akhir Maret 2019.
Adapun pemerintah pusat mengambil kebijakan tersebut mengingat pada 17 April mendatang akan digelar Pemilu serentak.
Wakil ketua Komisi V Husaimi Hamidi menilai alasan Pemilu tidak masuk akal. Bahkan ia merasa kebijakan tersebut dikhawatirkan bisa merugikan siswa.
"Saya tidak mau kepentingan politik dibenturkan dengan kepentingan pendidikan, pendidikan ini kan untuk kemajuan generasi, ini tidak masuk akal," ujar politisi PPP ini, Senin, 21 Januari 2019.
Dijelaskan Husaimi, Pemilu hanya dilakukan sehari sehingga tidak tepat rasanya mengorbankan UN dengan alasan bersinggungan dengan jadwal Pemilu.
"Pemilu itu kan hanya dari jam 7 pagi sampai 12 malam, besoknya kan sudah beraktivitas normal kembali, lagian pemilu ini kan hal yang biasa setiap lima tahun sekali, jangan dianggap Pemilu ini hal yang luar biasa," tutur legislator Rohil ini.
Lebih lanjut, dengan dipercepatnya jadwal UN, dinilai Husaimi berakibat kepada berkurangnya waktu belajar siswa dalam menghadapi UN ini.
"Kalau dipercepat itu wajib ada tambahan waktu belajar, misalnya materi yang harusnya bisa sampai Z, cuma bisa sampai P, Disdik harus selesaikan ini," tutupnya.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id