ANDINI, gadis berusia 14 tahun bersama kedua adiknya, Kamis, 10 Januari 2019. Ia harus menghidupi kedua adiknya seorang diri, usai ibunya sepekan lalu meninggal dunia dan ayahnya pergi menikah kembali entah kemana.
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kisah sedih Andini, gadis 14 tahun yang menghidupi kedua adik perempuannya Purwanti (20 bulan) dan Sidratul Jannah (4 bulan), tak terlepas dari kiprah para relawan yang tergabung dalam Sedekah Rombongan (SR).
Para volunter inilah kemudian merawat almarhumah ibu ketiga anak-anak perempuan malang tersebut hingga sekarang. Relawan Sedekah Rombongan, Dedi Aswandi menceritakan secara khusus kepada RIAUONLINE.CO.ID, mengenai asal-muasal berkenalan dengan Ijaz dan ketiga putrinya.
Dedi menceritakan, ketika itu, ia sedang membantu seseorang yang tidak mampu membutuhkan mobil ambulance ke Kuala Kampar. Saat hendak pulang, ia menerima informasi dari relawan SR di Kerumutan, ada seorang ibu mengidap penyakit Tubercolosis (TB) akut. Kehiduoan keluarga mereka terlantar.
Baca Juga:
Inilah Video Sepekan Usai Andini Dan Ke-2 Adiknya Ditinggal Sang Ibu Selama-Lamanya
Andini, Gadis 14 Tahun Hidupi Kedua Adiknya Masih Balita Seorang Diri
"Tak hanya itu, sang ibu juga memiliki tiga anak yang masih kecil-kecil, suaminya sudah pergi meninggalkan mereka sejak si bungsu kini berusia 4 bulan dalam kandungan," cerita Dedi, Sabtu, 13 Januari 2019.
Memperoleh informasi tersebut, Dedi dibantu para relawan lainnya kemudian menuju kediaman Ijaz dan Andini. Dedi kemudian terjenung, melihat kondisi Ijaz yang sudah menderita TB akut, badan kurus dan ada dua bayi berusia 20 bulan dan 4 bulan di sampingnya.
Padahal, tutur Dedi, penyakit TB sangat rentan bagi analk-anak, bisa saja benih-benih penyakit menular ke mereka. Selain itu, sejak mengidap TB, Ijas sudah jarang kontrol penyakitnya.
"TB itu harus rutin sekali 6 bulan kontrol. Ketika itu, kita peroleh infrmasi jika keluarga tersebut butuh uang dan uluran tangan kita. Karena tak punya biaya, kehidupan ekonomi mereka, akhirnya pengobatan tak terpenuhi," ujarnya.
Klik Juga:
Alhamdulillah, Menteri Susi Pudjiastuti Ingin Asuh Andini Dan Kedua Adiknya
Akhirnya Ayah Andini Muncul Usai Berita Anaknya Jadi Viral
Sejak itulah, SR mendampingi perawatan, pengobatan Ijas serta membantu kehodupan keluarga tak mampu tersebut hingga sekarang, usai sang ibu tercinta dipanggil Sang Khalik.
Di antara bantuan tersebut, tutur Dedi, mulai dari pemenuhan kebutuhan sembako untuk sehari-hari selama 6 bulan sebelum almarhumah meninggal, hingga sekarang. Sembako rutin disalurkan di antaranya beras, minyak, gula, dan lain-lainnya, selain uang.
Kemudian, Sedekah Rombongan juga membantu membuatkan WC di rumah Andini, karena tidak ada untuk buang kotoran, harus menumpang ke tetangga.
"Kami juga bergotong-royong memasukkan listrik ke rumah terbuat dari papan kayu tersebut. Sehingga tak lagi hmalam-malam harus bergelap-gelapan. Semuanya itu dari sedekah orang mampu kami kelola dan salurkan ke warga tak mampu," cerita Dedi.
Dedi juga menjelaskan, sejak ibunya mulai sakit-sakitan, Andini memutuskan untuk berhenti sekolah di awal tahun ajaran baru 2018 ini. Padahal, ia sudah masuk kelas VII SMP.
Keputusan tersebut, ujar Dedi, diambil Andini karena ingin membantu merawat ibunya serta kedua adk perempuannya.
"Sekarang ini yang kita pikirkan adalah, bagaimana masa depan ketiga anak-anak tersebut, Andini, Purwanti dan Sidratul Jannah. Jangka panjangnya, bukan jangka pendek seperti bantuan sesaat seperti sekarang ini," pungkas Dedi.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id