Syarwan: Jaga Marwah Melayu Riau, Rabu Saya Kembalikan Gelar Adat ke LAM Riau

Letjen-TNI-Purn-Syarwan-Hamid.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Datuk Seri Lela Negara Letjen TNI (Purn) Syarwan Hamid, akhirnya menepati janjinya untuk mengembalikan gelar pernah diberikannya kepada Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR). 

Kepada RIAUONLINE.CO.ID, Syarwan Hamid mengatakan, pengembalian gelar tersebut akan dilakukannya lusa, Rabu, 19 Desember 2018, langsung ke Gedung LAM Riau. 

"Itu harga yang harus saya bayar untuk kehilangan marwah Melayu oleh Syahril Abubakar itu. Rabu (lusa) akan saya kembalikan gelar pernah saya terima ke LAM Riau. Bagaimana caranya, besok saya akan berdiskusi dengan tokoh masyarakat Melayu Riau lainnya," kata Syarwan Hamid, Senin, 17 Desember 2018. 

Baca Juga: 

Syarwan Hamid: Apa Jasa Jokowi Untuk Riau Sehingga LAM Beri Gelar Adat

 

Kritik Gelar Adat Untuk Jokowi, LAMR Dinilai Milik Pribadi

Mantan Menteri Dalam Negeri pada Kabinet Reformasi di masa Presiden BJ Habibie tersebut menerima gelar adat dari LAM Riau pada 26 November 2000. Di masa Mendagri lahirlah UU Otonomi Daerah dan berdampak terhadap bermunculannya berbagai kabupaten di Provinsi Riau. 

Syarwan Hamid menjelaskan, ia akan ke Pekanbaru Selasa siang, 18 Desember 2018. Esok ia dan beberapa tokoh Melayu lainnya akan bertemua dan bahas teknis pengemablian gelar adat diterimanya 18 tahun silam. 



 

Sebelumnya, Syarwan menuding pemberian gelar adat ini bukan diprakarsai LAMR, namun hanya oleh Ketua Harian LAM RIau , Syahril Abubakar saja. Ini dibuktikan dengan tidak adanya konsultasi LAM dengan pemuka masyarakat Riau.

"Saya bertanya kepada Syahril (Ketua DPH LAM), apakah Anda layak memprakarsai pemberian gelar itu, tanpa berembuk dengan Pemuka masyarakat lainnya?" ungkap Pensiunan jenderal bintang tiga ini, Minggu, 25 November 2018.

Klik Juga: 

Syarwan Ancam Pulangkan Gelar Adat Jika LAM Riau Tetap Berikan Gelar Serupa Ke Jokowi

Letjen Syarwan Hamid Ingatkan Presiden Jokowi Jangan Adu TNI Dengan Rakyat

Syarwan juga menilai LAM adalah personifikasi dari pribadi Syahril. Padahal, katanya, LAM merupakan organisasi tempat tokoh masyarakat bermusyawarah tentang adat istiadat, budaya dan Marwah kemelayuan.

"Selama ini terkesan Syahrir telah memposisikan LAM sebagai lembaga pribadinya dan sulit diajak berdialog," tuturnya

"Jika kalian menganggap Jokowi banyak berjasa untuk Riau, seberapa besarkah jasanya? Bisakah dibandingkan dengan sumbangan negri melayu ini kepada Pemerintah? Tak ada apa-apanya," tegasnya.

Apalagi, kata Syarwan, momentum pemberian gelar itu bersamaan dengan waktu Pilpres, sehingga sangat kental nuansa politiknya.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id