Laporan: HASBULLAH TANJUNG
RIAUONLINE, PEKANBARU - Kegiatan perekonomian berbasis halal telah menjadi tren masa kini. Tidak hanya di negara-negara yang mayoritas berpenduduk Muslim, namun juga di negara-negara lain.
Berkaca pada tren dan fenomena tersebut, Selasa, 11 Desemberi 2018, Universitas Abdurrab lewat Pusat Studi Halal Univrab mengadakan Workshop dan Focus Group Discussion bertema “Pendirian Pusat Halal Berbasis Kampus”
Diskusi ini menghadirkan Prof Dr Irwandi Jaswir dari International Islamic University Malaysia. Beliau juga dikenal sebagai Profesor Halal.
Ia juga penerima King Faisal International 2018 atas jasanya terhadap dunia Islam. Beliau berhasil membuat Kit yang dapat mendekteksi material non-halal dalam produk baik makanan dan juga non-makanan (seperti kosmetik, obat, dll).
Prof Irwandi menjadi orang kedua Indonesia yang menerima penghargaan King Faisal Prize. Orang pertama yang meraihnya adalah Perdana Menteri Mohammad Natsir pada tahun 1980.
Workshop dan Focus Group Discussion dihadiri peserta dari berbagai Universitas dan Perguruan Tinggi di lingkungan Provinsi Riau. Tema workshop yang dibawakan oleh Prof. Irwandi berjudul “Halal Industry”. Acara setelah itu dilanjutkan dengan Focus Group Discussion bersama Ir. Khafzan selaku Auditor LPPOM MUI Provinsi Riau.
Menurut Prof. Irwandi, banyak isu yang berkembang saat ini terkait dengan halal. Kebutuhan akan solusi dari isu-isu tersebut juga banyak berkembang. Di tingkat ASEAN, Thailand menjadi negara nomor satu yang terdepan dalam mengembangkan industri halal.
Negara yang paling unggul dalam industri daging dan peternakan halal adalah negara Australia dan Selandia Baru yang notabene bukan negara dengan penduduk mayoritas Muslim. Ayam paling halal juga berasal dari Brazil.
"Temuan menarik yang lain adalah Korea Selatan saat ini dengan serius mengembangkan industri halal makanan maupun non-makanan seperti produk-produk kosmetik," ujarnya.
Tidak saja industri halal, Korea Selatan juga telah mengembangkan institusi pendidikan yang mengangkat wisata halal sebagai salah satu program studi.
Sementara itu, Malaysia juga merupakan negara yang cukup serius dalam menciptakan halal sebagai sebuah ekosistem negara. Hal ini membuat Malaysia kemudian menjadi pusat referensi bagi studi halal di dunia.
Berkaitan dengan ini, Dr. Arisman Adnan, M.Sc selaku Rektor Universitas Abdurrab menyatakan bahwa Univrab berkomitment untuk menjadi pelopor Pusat Halal berbasis kampus di Provinsi Riau.
Pusat Halal tersebut harus menjadi yang terdepan dalam mempelopori tidak hanya Halal Product tapi juga Halal Style.
"Workshop dan FGD ini diharapkan dapat menjadi titik awal dalam merintis ekosistem Halal di Indonesia dan Provinsi Riau khususnya. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi lintas sektor dan antar level dimulai dari pemerintah, korporasi, masyarakat, hingga institusi pendidikan," tutupnya.(rls)
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id