Kasihan, Bayi Tiwi Derita Penyakit Atresia Bilier. Yuk Bantu Disini...

bayi-tiwi.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/SIGIT EKA YUNANDA)


LAPORAN: SIGIT EKA YUNANDA

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Tangis Tiwi Zasmaya sesekali memekik saat digendong di buaian ibunya. Ia terlihat gelisah menahan sakit di perutnya. Sekilas Tiwi seperti bayi lainnya. Namun, jika diperhatikan Tiwi sedikit kurus dan perutnya membuncit.

Namun di usianya yang akan genap 4 bulan pada 30 November mendatang, anak bungsu dari 4 bersaudara pasangan Koko Fauzi dan Elvi itu harus menahan sakit karena Atresia Bilier. Atresia Bilier merupakan kondisi langka pada bayi dimana saluran empedu tidak dapat dikeluarkan dari hati sehingga membengkak dan racun tidak dapat dikeluarkan dari dalam tubuh.

"Pertumbuhannya sedikit terhambat, bayi seumurannya biasanya beratnya 8kg, Tiwi masih 5 Kg. Mungkin karena badannya belum menyerap makanan" ujar Ibu Tiwi, Elvi kepada RIAUONLINE.CO.ID, Kamis, 29 November 2018.

Sejumlah tindakan medis termasuk operasi sudah dilakukan, namun operasi Kasai yang dilakukan sebulan lalu ternyata belum menyembuhkan Tiwi secara keseluruhan, melainkan hanya memperlambat penyakit Atresia Bilier yang dideritanya.

Beberapa waktu yang lalu Tiwi sempat mengalami trauma ringan pasca menjalani operasi dan dirawat di instalasi Pediatric Intensive Care Unit (PICU) RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru, sehingga jika mendengar suara gaduh Tiwi langsung menangis, namun kini Tiwi sudah dapat kembali berinteraksi dengan kakak-kakaknya.



Kendati begitu, Atresia Bilier Tiwi harus ditangani dengan transplantasi hati untuk kesembuhannya. Bahkan, sang Ibu, Elvi sudah bersedia mendonorkan hatinya untuk kesembuhan si putri kecilnya. Koko Fauzi, ayah Tiwi, terlihat sangat tegar dan tabah untuk terus mengupayakan kesembuhan Tiwi dengan segera.

"Tiwi harus lekas sembuh, kita upayakan semuanya untuk Tiwi. Semua sudah dijual, Vespa, onderdil Vespa, bahkan beberapa barang-barang rumah juga dijual bahkan rumah sempat menunggak, beruntung pemilik rumah mengerti kondisinya dan tidak memaksakan," ungkap Koko Fauzi.

Namun operasi transplantasi hati yang akan dilakukan guna kesembuhan Tiwi tentu tidak mudah, diketahui operasi ini hanya tersedia di Rumah Sakit Umum Nasional Mangun Sucipto (RSCM) Jakarta Pusat.

"Operasi ini tentu tidak mudah, selain harganya cukup mahal kendati dibantu BPJS kami juga harus bersiap untuk kebutuhan operasi maupun setelah operasi sebab Tiwi dan istri saya harus dirawat sekaligus," ujar Fauzi tegar.

Operasi ini pun diketahui tidak bisa dilakukan sesegera mungkin sebab beberapa pasien yang sudah mengantri untuk menjalani transplantasi hati. "Mungkin bisa 3 sampai 4 bulan, tapi belum pasti sebab kita belum berhasil bertemu dokter. Harapannya bisa segera dilaksanakan, sementara ini kita tetap check up kondisi Tiwi ke RSUD" ujar Fauzi.

Kondisi ini cukup pelik, sebab selain pekerjaannya sebagai buruh lepas, sanak saudara Fauzi sangat jauh di Surabaya, begitu pun keluarga sang istri yang berada di Oku, Sumatera Selatan. Beruntung Fauzi, selama ini aktif di banyak organisasi sosial sehingga reaksi dukungan juga berdatangan dari banyak pihak termasuk Dinas Sosial yang mengupayakan kemudahan bagi Tiwi.

Kondisi Tiwi yang merupakan kejadian langka 1: 18.000 kelahiran ini harus dibantu bersama. Proses penyembuhan Tiwi dapat dibantu melalui donasi di laman Kitabisa.com melalui link https://kitabisa.com/bantutiwisazmaya.

Bantuan kita sangat berharga untuk Tiwi dan keluarganya, lekas sembuh Tiwi.