Emak-emak Ngamuk di Disdukcapil Pelalawan, Begini Kronologinya

Disdukcapil.jpg
(Net)


RIAU ONLINE, PELALAWAN - Seorang ibu berteriak histeris di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Pelalawan, Kamis, 20 September 2018. Wanita itu berteriak dan menangis di ruang tunggu pelayanan kantor tersebut

Peristiwa itu terekam dan videonya telah beredar. Tampak wanita berkemaja merah muda dengan kerudung merah berteriak di depan loket pelayanan kantor itu. Di tengah kerumunan warga yang mengantre, beberapa pegawai kemudian mencoba menenangkan ibu tersebut dan menggiringnya keluar.

"Aku naik becak bu ya. Aku orang susah. Jangan kayak gitu kalian, ngeri kali aku ya," teriak ibu itu berulang-ulang.

Diduga wanita bernama Mahliana Saragih (39), warga Desa Sorek II Kecamatan Pangkalan Kuras tersebut meradang karena mendapat kesulitan saat mengurus sesuatu dengan pegawai Disdukcapil tersebut.

Untuk sampai di Kantor Disdukcapil yang berada di pusat kota Pelalawan, Mahliana harus menempuh jarak lebih dari 35 km. Terlebih lagi, Mahliana harus menggendong anaknya yang dalam keadaan sakit.

Belum sempat mengisi perut, pagi-pagi Mahliana langsung menuju kantor Disdukcapil dan berharap segera mendapat Kartu Keluarga (KK). Pasalnya, dibutuhkan KK untuk mengurus BPJS Kesehatan agar anaknya yang masih kecil dapat diobati.

Sambil menggendong anaknya, ia menunggu di parkiran. Ia mengaku sangat kesal dan kecewa dengan pelayanan Disdukcapil yang mempersulit dirinya.

"Saya dibolak-bolak. Kata loket yang di depan Kartu Keluarga (KK) saya di loket belakang, pas ke sana saya disuruh ke depan lagi. Di situ saya emosi," kata Mahliana.

Wanita berusia 39 tahun itu bercerita, Kamis pekan lalu ia datang ke Disdukcapil untuk mengurus pergantian KK agar anaknya yang baru beberapa bulan lahir masuk ke daftar KK dan dapat mengurus BPJS Kesehatan sendiri. Apalagi, anaknya tersebut butuh perawatan.

"Terpaksa saya berobat dari jalur umum. Jadi orang BPJS menyuruh KK diganti dulu dan meminta KK sementara kalau belum siap," terangnya.

Mahliana pun melakukan pengurusan pergantiaan KK. Saat itu, ia dijanjikan perbaikan KK akan rampung dalam satu harii. Namun kemudian, pegawai kantor tersebut mengatakan ke Mahliana bahwa KK miliknya tak bisa selesai lantaran pejabat berwenang bernama Arifin tidak berada di tempat. Mahliana diminta untuk kembali Kamis ini.



Sekitar pukul 08.30 WIB hari ini, Mahliana bergegas kembali ke Disdukcapil menggunakan becak dari Sorek Dua tanpa sarapan. Setibanya di loket pelayanan, ia menanyakan perihal KK miliknya.

Pegawai perempuan yang di depan kemudian menyuruh Mahliana ke loket belakang untuk mengambil KK miliknya. Sambil menggendong anaknya yang sakit, ia bergegas ke loket tersebut.

Namun setibanya di loket tersebut, KK miliknya tak ditemukan di sana. Kemudian, Mahliana kembali diarahkan ke depan. Mahliana bahkan bolak-balik hingga empat kali.

Mahliana yang merasa dipermainkan mulai emosi dan histeris. Ia berteriak dan menangis hingga menarik perhatian semua pegawai dan masyarakat di gedung tersebut. Dan Mahliana dibawa keluar untuk ditenangkan serta diberi sarapan.

Tak beberapa lama, seorang pegawai datang menyerahkan KK miliknya. "Kenapa harus marah dulu baru dikasih KK saya. Kami orang susah, nggak ada uang untuk mengurus cepat. Saya kesini naik becak bukan naik mobil mewah," ujarnya.

Mahliana berharapa pemerintah dapat memperbaiki sistem pelayanan di Disdukcapil Pelalawan. Terutama, terkait etika para pegawai bagian pelayanan masyarakat.

Sementara, Kepala Disdukcapil Pelalawan, Nipto Anin, mengaku belum mengetahui kejadian ini. Nipto Anin mengatakan ia baru saja masuk kantor dan belum ada laporan dari bawahannya terkait hal ini.

"Nanti saya tanya dulu kronologisnya. Tapi jika seperti yang diceritakan tadi. Berarti ada kesalahpahaman antara ibu itu dengan pegawai pelayanan kita," ungkap Nipto Anin.

Nipto Anin mengatakan pihaknya akan menanggapi kejadian tersebut dengan positif. Salah satunya dengan melakukan evaluasi terhadap pegawai di bagian pelayanan masyarakat.

"Ini tanggungjawab saya sebagai pimpinan. Akan jadi perbaikan dan evaluasi kepada anggota yang melayani," kata mantan Kasatpol PP Pelalawan itu.

Menurut Nipto Anin, peristiwa tersebut juga dipicu masalah pribadi. Sehingga, kesalahan komunikasi dapat memancing emosi.

Nipto berjanji akan memperbaiki sistem pelayanan administrasi kependudukan yang menjadi kewenangan kantornya. Ia berharap kejadian serupa tidak terulang lagi. (****)

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id