LAPORAN: FATMA KUMALA
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Konsorsium Yayasan Mitra Insani (YMI) bersama Konsorsium Elang dan Riau Woman Working Group (RWWG) mengekspose Program Tata Kelola Hutan dan Lahan Gambut untuk mengurangi emisi di Indonesia melalui kegiatan lokal (TEGAK).
Program ini dilakukan untuk meningkatkan tata kelola hutan dan lahan gambut melalui kerja sama langsung dengan pemerintah di tingkat pusat dan daerah. Kemudian, program ini juga dilaksanakan untuk meningkatkan strategi penanggulangan kebakaran dan mempromosikan praktik-praktik terbaik di masyarakat.
Program Tegak selaras dengan konsep program restorasi gambut yang diterapkan oleh Badan Restorasi Gambut (BRG) yang dikenal dengan 3R, Rewetting, Revegetation dan Revitalization of Local Livelihood.
Dalam program ini, ada 18 desa yang akan didampingi. Desa-desa tersebut berada di wilayah Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) Sungai Siak Sungai Kampar (Semenanjung Kampar), Provinsi Riau.
Direktur YMI, Muslim menyampaikan, dalam program Tegak ini, sebanyak 67 sekat kanal akan dibuat untuk membasahi gambut. Dilanjutkan dengan penutupan kanal sepanjang 5 kilometer dalam kawasan Hutan Desa (HD). Program ini juga akan membuat sumur bor sebanyak 167 unit.
“YMI sendiri akan menutup kanal sepanjang 4 kilometer dalam kawasan Hutan Desa yang ada di Desa Serapung, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan,” jelasnya.
Bupati Siak, Syamsuar dalam sambutannya menyebutkan perekonomian masyarakat di sekitar kawasan gambut akan bangkit jika dapat menjaga lahan gambut dan hutan agar tidak terbakar.
“Kami tak ingin Riau jadi ancaman terus. Tiap panas langsung ada kebakaran. Memang sudah menjadi kodrat alam kita tinggal di Riau. Tapi kita bisa manfaatkan untuk meningkatkan ekonomi. Menjaga lingkungan, menyelamatkan gambut artinya memajukan ekonomi masyarakat,” sebutnya.
Disampaikan Syamsuar, sinergitas ini mampu mendorong pengelolaan lahan gambut sehingga mampu meningkatan ekonomi aleternatif bagi masyarakat tempatan.
Dikesempatan yang sama, Myrna Asnawati Safitri, Deputi III Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi, dan Kemitraan BRG mengatakan harus ada koordinasi efektif agar program ini dapat terlaksana dengan baik. Menurutnya, BRG sangat mendukung upaya-upaya mencegah terjadinya kebakaran khususnya di lahan gambut.
“Adopsi dalam program ini bukan hanya bagaimana output, kita tak bisa mengukur keberhasilan dari terbanginya sekat kanal, sumur bor atau menanam kembali lahan sekitar kawasan gambut, tapi bagaimana program ini dapat menguatkan kelembagaan masyarakat dan meningkatkan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Disampaikan Myrna, kegiatan ini harus terus bersinergi dengan program-program yang ada di kabupatan dan desa.
“Program ini ada umurnya, tapi program desa dan kabupaten akan ada selamanya. Jadi bagaimana program harus terintegrasi dengan program desa dan kabupaten sehingga saat program ini selesai, masih bisa berlanjut di program desa dan kabupaten,” tutupnya.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id