Penyerahan penghargaan kepada kepala sekolah yang mengikuti FAC Goes to School di Unigraha Hotel, Pangkalan Kerinci, Pelalawan, Selasa (4/9)
(istimewa)
RIAUONLINE, PANGKALAN KERINCI - Sebanyak 150 sekolah peserta program Fire Aware Community (FAC) meraih penghargaan atas sosialisasi pencegahan dan dampak dari Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di sekolah masing-masing. FAC yang merupakan bagian dari Program Desa Bebas Api atau Fire Free Village Program (FFVP) ini sudah berjalan sejak tahun 2016 di empat kabupaten di Riau, yaitu Pelalawan, Kampar, Siak, dan Kuantan Singingi (Kuansing).
Kepala Sekolah SDN 07 Rantau Panjang, Koto Gasib, Siak Wan Amran mengatakan program FAC yang digagas oleh PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) ini sudah banyak membantu sekolah untuk mengenalkan pencegahan karhutla kepada siswa. Pihaknya komit akan terus melakukan sosialisasi agar pencegahan dan bahaya kebakaran dapat tertanam di pikiran siswa hingga dewasa nanti.
"Kegiatan ini berdampak positif untuk jangka panjang. Sosialisasi yang dilakukan RAPP kepada siswa sejak dini seperti ini sangat baik bagi mereka sehingga di rumah, para siswa menyampaikan kepada orangtua mereka mengenai pencegahan dan dampak buruk dari Karhutla," kata Amran.
Ditambahkannya, program FAC Goes to School sendiri menarik karena penyampaian materi didukung komik bergambar. Hal tersebut menambah ketertarikan siswa didik untuk mencegah terjadi karhutla.
"FAC ini juga bersinergi dengan program pemerintah, yakni Adiwiyata. Sekolah dapat menciptakan lingkungan sehat, rindang, bersih, nyaman dan terhindar dari asap," tuturnya.
Manajer FFVP Sailal Arimi memaparkan sosialisasi yang menyasar pada anak-anak itu sukses membawa pesan mengenai bahaya kebakaran. Sailal menceritakan ada kisah menarik di balik sosialisasi itu.
"Waktu kami kembali lagi ke sekolah itu, kami tanya apa yang telah kalian lakukan. Ada satu anak, dia bilang saya sudah larang orang tua untuk tidak membakar lagi," terangnya.
Kemudian saat dikonfirmasi kepada orang tua anak tersebut ternyata benar. Setelah adanya larangan dari sang anak, mereka kini telah sadar dan tak lagi membakar lahan.
"Kita harapkan 20 tahun lagi mereka (siswa) bukan sebagai pembakar lahan, jadi ini untuk jangka panjangnya karena mereka sudah tahu dari sekarang," tambah Sailal.
Selain program FAC Goes to School ini, RAPP juga memiliki program lainnya melalui programDesa Bebas Api (Free Fire Village) yakni Crew Leader (pemberdayaan masyarakat untuk sosialisasi warga), Integrated Farming System (fasilitas alat pembuka lahan), Community Awareness (meningkatkan kepedulian warga), dan Haze Monitoring (penyediaan alat pemantau kualitas udara), serta program pengembangan FAC Goes to Movie. (rls)